Cek "pengaturan" yang diterapkan di situs kepenulisan.com dalam tautan berikut: Ketentuan

Cara Membuat Prolog Novel di Platform Menulis yang Baik dan Menarik.

Prolog adalah sebuah pembuka cerita yang digunakan sebagai penghubung dan pemberi informasi.

Membuat Prolog yang Baik dan Menarik

Apa yang dimaksud dengan prolog dalam sebuah novel? Prolog merupakan bagian dari novel yang letaknya di awal cerita dan berfungsi sebagai pengantar cerita.

Peran Prolog dalam sebuah novel atau tujuan utama dari sebuah prolog itu ditulis adalah untuk memberikan konteks atau informasi tambahan ke pembaca, sebelum membaca kisah utama-nya.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Prolog adalah sebuah pembuka cerita yang digunakan sebagai penghubung dan pemberi informasi. 

Dengan kata lain, prolog adalah media atau kesempatan bagi pembaca untuk berkenalan dengan cerita. Ingat! Dengan cerita-nya.

Permulaan: Salah Kaprah Author Memahami Perbedaan antara Prolog dengan Kata Pengantar dan Pendahuluan.

Karena letaknya di awal cerita, hal ini membuat Prolog sering disamakan dengan bagian 'pendahuluan' yang kerap dimanfaatkan penulis sebagai media menceritakan latar belakang terciptanya cerita atau memperkenalkan orang-orang yang terlibat dalam proses menulis ceritanya.

Baca Juga: Memahami dan Menerapkan Sturuk Cerita dalam Novel

Padahal, baik prolog dan kata pengantar, bahkan pendahuluan, merupakan hal yang tentu saja berbeda. Sebab, prolog tidak berperan seperti pendahuluan atau kata pengantar. Meskipun, ketiganya sama-sama berada di awal cerita.

Walau memiliki persamaan sebagai pemberi informasi, tentu saja ada perbedaan. Bagian pendahuluan dan kata pengantar sering ditemui di buku non-fiksi, dan prolog lebih sering ditulis untuk novel.

Apa perbedaan antara ketiganya?

  • Kata Pengantar ditulis dari sudut pandang si penulis atau narator, bukan dari tokoh yang berperan di dalam cerita.
  • Pendahuluan memiliki fokus memperkenalkan pembaca pada buku dengan menghubungkan isi dan tema buku sesuai pengalaman pribadi si penulisnya.

Nah, mari simak lebih dalam dan ayo memahami pengertian prolog yang sesuai peran dan fungsinya di dalam novel.

Pengertian Prolog :

Secara etimologi—cabang ilmu bahasa yang menyelidiki asal-usul kata—makna kata prolog diambil dalam bahasa Yunani, yaitu 'prologos' yang berarti 'sebelum (pro) dan kata (logos)'.

Prolog, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, berfungsi sebagai bagian yang memperkenalkan cerita; yang ditulis khusus agar mendapatkan perhatian pembaca sehingga pembaca memiliki minat agar mau masuk lebih dalam melanjutkan ke isi cerita.

Prolog seringkali digunakan untuk memberi informasi pada pembaca mengenai peristiwa yang terjadi sebelum cerita atau menjelaskan kehidupan tokoh sebelum mendapatkan peran.

Apakah Prolog Harus Ada di Novel?

Prolog tidak wajib ada di setiap cerita. Namun, dengan hadirnya prolog dalam sebuah cerita, hal ini akan membuat pembaca lebih tertarik karena letaknya di awal; akan membuat pembaca dapat membaca sekilas sebelum memutuskan.

Karena letaknya di awal, biasanya prolog mengandung hal-hal seperti tokoh atau latar cerita yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pembaca.

Akan tetapi, prolog sering diabaikan pembaca dengan langsung lompat ke bab pertama. Hal ini disebabkan karena kemungkinan prolog gagal berperan sesuai fungsinya atau dengan kata lain ... prolognya hambar.

Bagaimana cara mengatasi agar prolog tidak diabaikan pembaca? Nah, agar tidak diabaikan pembaca, kamu harus tahu tentang isi kandungan si prolog. 

Berikut ini, hal-hal yang bisa dan sebaiknya ditulis ke dalam prolog.

Hal Apa Saja yang Harus Ditulis di Dalam Prolog?

Hal yang terkandung dalam prolog novel biasanya memperkenalkan tokoh sebelum mendapatkan peran di dalam cerita.

Selain itu, ada beberapa prolog yang langsung menggambarkan latar konflik cerita, yang bertujuan untuk menarik perhatian pembaca.

Dengan begitu, prolog memiliki ragam bentuk yang masing-masing memiliki kekuatan tersendiri ketika ditulis sesuai gaya bahasa penulisnya.

Tentu saja, masing-masing ragam bentuk ini memberikan peran yang berbeda-beda. Ada yang sebatas memperkenalkan, ada yang memberi pemahaman dan ada juga yang sekadar ucapan selamat datang.

Berikut bentuk prolog yang bisa kamu tulis:

1. Prolog Tentang Latar Belakang / Sejarah

Bentuk prolog yang pertama menyuguhkan segala hal yang terjadi sebelum protagonis mendapatkan peran di dalam cerita.

Biasanya menceritakan sejarah terbentuknya dunia yang digunakan sebagai latar belakang, agar dapat mendorong alur dengan cara memperkenalkan garis waktu atau timeline.

Prolog latar belakang akan membuat cerita memiliki ragam latar waktu atau timeline, sehingga pembaca dapat merasakan vibe petualangan yang luar biasa.

Banyak penulis memanfaatkan latar belakang di bagian pembuka dengan menceritakan pertempuran besar yang pernah terjadi di masa lalu atau sebuah pertemuan yang pernah terjadi.

Peristiwa yang diceritakan ini akan mengubah keadaan dunia yang dapat dijadikan sebagai alasan terbentuknya peran protagonis.

Prolog latar belakang juga bisa menceritakan apapun yang menjadi landasan terbentuknya konflik utama cerita atau yang membuat terbentuknya alur cerita atau timeline.

Inti dari menulis latar belakang ialah harus secara signifikan mempengaruhi kejadian yang akan datang saat protagonis sudah menjadi kendali cerita.

Peristiwa yang disusun di dalamnya harus merembes dan mengarahkan pembaca ke pengenalan tokoh di bab pertama.

Mudahnya, prolog latar belakang harus memberikan tongkat estafet agar protagonis memperoleh kendali cerita dan bab pertama cerita memiliki kekuatan.

2. Prolog dari Perspektif Lain

Pada penggunaan perspektif lain, penulis dituntut mampu menuntun pembaca dengan cara meminimalisir jumlah sudut pandang yang ditulis.

Hal itu justru bertolak belakang dengan Wattpader; mereka biasanya akan bertindak sesuka hati menggonta-ganti point of view atau POV yang ada di dalam ceritanya.

Bentuk prolog yang kedua ini sebenarnya memiliki potensi keberhasilan sangat besar jika ditulis dengan perencanaan matang, dan tentu saja bentuk prolog ini mudah ditulis.

Tanpa basa-basi, menggunakan perspektif dari tokoh lain hanya membutuhkan pendalaman cerita dari sudut pandang si tokoh yang menjadi kunci utama alur cerita atau pembimbing protagonis.

Sudut pandang ini hanya dibutuhkan satu kali saja dan harus memberikan dasar cerita ke pembaca sehingga apa yang dilakukan protagonis nantinya memiliki landasan.

Banyak penulis Indonesia yang memanfaatkan POV di prolog-nya, seperti Pidi Baiq dalam karya tulisnya berjudul ‘Helen dan Sukanta’

Contoh Prolog

Contoh Prolog Perspektif Tokoh Lain:

Contoh gratis karya tulis Pidi Baiq berjudul Helen dan Sukanta di Google Play Book .

Pidi Baiq menceritakan sosok ‘saya’ yang menceritakan momen saat pertama kali bertemu dengan Helen di latar waktu yang berbeda dan bagaimana respon si Helen berbicara dengan sosok ‘saya’.

Setelah itu, cerita dimulai dalam sudut pandang Helen si aku.

Contoh kedua datang dari karya tulis Risa Sarasvati berjudul 'Hans' yang menceritakan sosok hantu Hans dalam universe Danur karya Risa Sarasvati.

Contoh gratis karya tulis Risa Sarasvati berjudul Hans dalam Google Play BookP.

Membuat Prolog

Sama seperti karya Pidi Baiq, karya tulis Risa Sarasvati bertajuk Hans itu pun menggunakan sudut pandang lain, yakni sosok Risa sebagai penulis yang memberikan landasan cerita tentang Hans itu sendiri.

Biasanya, jenis prolog ini disajikan dalam sebuah narasi yang disampaikan oleh tokoh lain bagaikan menyampaikan latar belakang protagonis atau menceritakan sebuah ramalan, sihir, dongeng atau takdir ke pembaca.

Di dalam genre teenfict, kebanyakan author akan menceritakan masa lalu protagonis melalui sudut pandang tokoh lain saat sebelum kehadiran tanjakan atau tikungan konflik cerita.

Seperti jenis latar belakang, jenis POV juga harus mampu memberikan tongkat estafet ke protagonis sehingga perannya nanti mampu mengambil alih kendali alur cerita.

3. Prolog yang Memanfaatkan Protagonis

Bentuk prolog yang ketiga ini bisa dikatakan sebagai bentuk yang sangat bagus. Karena, penulis hanya menulis prolog untuk memperkenalkan protagonis ke pembaca. 

Memanfaatkan protagonis biasanya akan menyuguhkan konflik yang mengganggu batin atau hal yang mendorong protagonis berhadapan dengan bab satu.

Biasanya, kekecewaan atau kehilangan dan hal-hal yang mengusik batin si protagonis akan sering dihidangkan di dalam jenis ini.

Selain itu, memanfaatkan protagonis juga boleh menceritakan proses terbentuknya antagonis di dalam cerita.

Menceritakan proses terbentuknya antagonis akan memberikan kejutan ke pembaca dengan dukungan setting cerita yang menuntun protagonis bertemu dengan antagonis.

Bagaimana Membuat Prolog yang Baik dan Menarik?

Banyak yang bilang bahwa bagian awal dari sebuah novel memiliki tanggung jawab besar karena mempunyai resiko yang dapat menghancurkan minat pembaca. 

Jadi, berhati-hatilah dan pertimbangkan baik-baik sebelum membuat prolog!

Minat pembaca akan hancur ketika membaca prolog yang sering disalahpahami penulis karena tidak mampu membedakannya dengan bagian pendahuluan cerita.

Jadi, prolog yang baik dan menarik itu ialah prolog yang sesuai dengan peran dan fungsinya di dalam novel.

Sehingga, prolog tidak diabaikan pembaca begitu saja.

Apa saja peran dan fungsi prolog di dalam cerita novel?

Fungsi Prolog Novel

Prolog merupakan tampilan awal cerita yang dapat dimanfaatkan sebagai pemantik minat, yang diberi perhatian khusus supaya bisa sesuai dengan fungsinya.

Fungsi Prolog di antara lain :

  • Meningkatkan perhatian pembaca agar membuat pembaca semakin penasaran.
  • Pengantar cerita yang menghubungkan pembaca ke cerita.
  • Memperkenalkan elemen cerita dan atmosfer cerita kepada pembaca.
Peran dan Fungsi Prolog Dalam Novel

Saran dari seorang Stephen King, jangan membuat prolog di awal proses menulis cerita, tulislah ketika cerita telah berhasil mendapatkan konflik utamanya.

Ketika membuat prolog, baca lagi naskahnya agar dapat menimbang keperluan dan menemukan fungsinya di dalam cerita.

Enggak ada yang bilang kalau Prolog harus ditulis di awal karena letaknya di awal.

Enggak! Kamu bisa menulis prolog setelah selesai menamatkan cerita atau setelah mempertimbangkan fungsinya di dalam cerita.

Posisikan diri sebagai pembaca agar dapat menilai prolog cerita. - Stephen King

Mengapa Prolog Novel Harus Berfungsi?

Sebab, apabila prolog berfungsi, hal itu akan membuat pembaca merasa 'cerita itu layak dibaca'.

Sedangkan jika tidak sesuai fungsi atau bahkan disamakan seperti bagian pendahuluan cerita, hal itu berpotensi membuat prolog dapat menghancurkan minat pembaca.

Hal itu lah yang membuat pembaca kerap loncat langsung ke bab pertama dan mengabaikan prolog begitu saja. Padahal, membuat prolog juga nggak mudah.

Agar dapat mengenal fungsinya lebih jauh, sebaiknya ketahui terlebih dahulu ragam prolog yang sering ditulis di kebanyakan novel fiksi.

Jika kamu sudah tahu ragam bentuknya, mungkin hal itu dapat membuat kamu bisa lebih matang memikirkan fungsinya di dalam cerita kamu.

Memanfaatkan Fungsi Prolog Novel.

Membuat prolog harus dilandasi dan didukung oleh pertimbangan matang tentang kegunaannya di dalam cerita.

Tujuannya tentu saja harus memberikan gambaran dan informasi sehingga mampu memupuk minat pembaca ke bagian isi cerita selanjutnya.

Tidak harus tentang kenangan. Tujuan lain dari prolog bisa dengan mengajak pembaca berkenalan dengan latar belakang yang akan hadir di dalam alur cerita.

Selain itu, prolog juga bisa menawarkan informasi yang tidak bisa dikumpulkan pembaca dari alur cerita.

Dengan menawarkan informasi, pembaca akan menganggap bahwa prolog cerita yang kamu hidangkan memiliki kunci jawaban dari alur cerita.

Bagaimana cara memanfaatkan kunci jawaban yang akan diperkenalkan ke alur cerita melalui prolog?

1. Prolog Memperkenalkan Motif Latar Belakang

Dari bentuk prolog yang memperkenalkan protagonis ke pembaca, kamu bisa memberikan kekuatan prolog dengan memperkenalkan motif latar belakang masing-masing tokoh yang berperan.

Motif latar belakang ini sering memaparkan informasi tentang cara protagonis melihat karakter lain atau proses terbentuknya antagonis dari tindakan yang dilakukan protagonis ke antagonis.

Motif latar belakang antagonis tidak boleh terlihat jelas oleh pembaca hingga akhirnya protagonis dengan antagonis bertemu.

2. Prolog yang Memperkenalkan Filosofi atau Mitos Kepercayaan

Di cerita bergenre apa pun, pasti memiliki filosofi atau kepercayaan tertentu yang diyakini beberapa tokoh di dalam cerita.

Misalnya; di dalam novel horror, penulis memaparkan sebuah kepercayaan yang dianut oleh salah seorang tokoh yang berperan di dalam cerita.

Contoh lain mungkin dari novel ber-genre teenfict, yang salah seorang karakternya mempercayai sebuah mitos akan terjadi apabila melakukan suatu tindakan.

Ada banyak cara membuat pembaca tertarik dengan memperkenalkan filosofi atau mitos yang dipercayai oleh beberapa tokoh yang berperan di dalam cerita.

Filosofi dan mitos ini membuat novel memiliki nilai otentik dan estetik.

Landasan pemikiran tentang filosofi atau mitos ini lah yang akan menjadi daya tarik dan kekuatan.

Keseriusan memikirkan dan mematangkan prolog yang akan ditulis sebagai alat pengantar pembaca menuju bab satu dan membuat minat pembaca semakin tumbuh, perlu pertimbangkan khusus yang sebaiknya dijawab secara serius.

3. Prolog yang Membangkitkan Elemen dan Atmosfer Cerita

Beberapa pembaca menyukai latar belakang tempat sebagai daya tarik, agar dapat memanfaatkan itu, kamu juga bisa memaparkan elemen cerita dan atmosfer yang dapat dirasakan pembaca.

Misalnya, dunia atau tempat yang ada di dalam cerita.

Semakin hebat penulis memaparkan elemen cerita dan atmosfer cerita yang meningkatkan imajinasi pembaca, maka akan semakin berguna pula prolog itu.

Perhatikan Saat Menulis Prolog!

Ketika membuat prolog novel, ada hal-hal yang sebaiknya tidak kamu hidangkan atau tempatkan di bagian prolog karena dapat menghancurkan fungsi dan tugasnya.

1. Jangan Gunakan Prolog Sebagai Wadah Penampung Informasi!

Terlalu banyak menuang informasi di dalam prolog justru akan membuat pembaca merasa tidak perlu lagi melanjutkan cerita.

Meskipun tidak ada larangan menuang informasi seperti latar belakang tempat dan latar belakang tokoh di dalamnya, tentu saja jika disuguhkan di wadah yang salah akan membuat informasi tersebut menjadi sulit dicerna.

Jika mengandung terlalu banyak informasi, hal itu akan membuat pembaca dapat menyimpulkan keseluruhan isi cerita tanpa harus repot-repot membaca keseluruhan isi cerita.

Sebaiknya perkenalkan elemen cerita dan mengajak pembaca mengembangkan elemen itu dengan menggali lebih banyak ke isi cerita.

2. Prolog Bukan Kata Pengantar!

Sudah jelas, sangat berbeda dengan kata pengantar atau bagian pendahuluan yang sering ditemui di karya tulis non-fiksi.

Meskipun letaknya sama seperti kata pengantar atau pun pendahuluan yang berada sebelum bab satu; fungsi ketiga hal tersebut tentu saja berbeda.

Di dalam prolog, penulis harus menyuguhkan sesuatu yang mempunyai tindakan dan bertujuan mendorong cerita.

Sedangkan kata pengantar atau pun pendahuluan, seperti yang telah dijelaskan di bagian pembuka artikel ini; fungsinya hanya menyampaikan sesuatu dari sudut pandang si penulisnya.

Persamaan dari ketiga hal tersebut, jangan menulisnya ketika naskah belum rampung.

Meskipun letak ketiga hal tersebut berada di bagian depan, prolog mempunyai tanggung jawab yang lebih besar ketimbang kata pengantar atau pun pendahuluan.

Sebab, prolog tidak boleh dilewatkan pembaca. Sedangkan Kata pengantar atau pun pendahuluan, boleh dibaca setelah pembaca selesai membaca keseluruhan isi cerita.

3. Prolog Harus Tetap Terhubung dengan Cerita!

Selalu ingat fungsi dari prolog itu sendiri, yaitu harus menumbuhkan minat pembaca melangkah ke dalam cerita.

Serta, juga harus menggerakkan dan mempengaruhi alur cerita. Percuma jika menarik tetapi tidak memiliki hubungan dengan cerita.

Sebaiknya, berikan informasi yang membangkitkan visual ke pembaca sehingga pembaca memiliki ekspektasi tentang isi cerita.

Prolog punya tanggung jawab yang besar, sama seperti bab pertama, paragraf pembuka atau pun kalimat awal cerita.

Ada banyak hal yang dipertaruhkan di dalamnya. Minat pembaca, kualitas tulisan dan harga diri dari cerita itu sendiri.

Selain itu, juga harus membuat pembaca bisa masuk ke dalam dunia yang tidak mereka ketahui dan berkenalan dengan karakter yang belum mereka kenal.

4. Prolog Gak Boleh Panjang!

Tugasnya hanya untuk memperkenalkan cerita dan menjadi jembatan penghubung antara pembaca dengan bagian awal cerita.

Oleh karena itu, lebih baik untuk tetap membuat prolog lebih pendek, memberikan landasan dan meningkatkan minat pembaca.

Untuk lebih memahami seluk beluknya, kamu harus sering membaca dari yang telah ada di dalam novel non-fiksi supaya mengerti dan paham lebih dalam.

Berapa Jumlah Kata Minimal Prolog?

Gak ada jumlah minimum, meskipun ada yang berpendapat bahwa sebaiknya ditulis sebanyak 400 atau 500 kata.

Sebaiknya, kamu menulis prolog yang sudah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kamu agar prolog dapat memiliki peran dan berfungsi di dalam novel.

Panjangnya prolog itu tidak perlu dihitung, tulis saja sesuai dengan kebutuhannya agar bab pembuka atau paragraf pertama kamu memiliki kesan yang kuat.

Jika kamu membatasi dengan jumlah minimum, hal itu sama saja dengan membatasi ekspresi kamu.

Jadi, kamu gak perlu memikirkan jumlah kata, yang penting tidak kepanjangan dan sudah sesuai dengan keinginan kamu sebagai penulisnya.

Prolog tidak boleh ditulis karena terpaksa atau sengaja ditulis biar ada saja. Tidak! Pikir baik-baik, pertimbangkan secara baik.

Akhir Kata:

Begitulah pemahaman tentang prolog agar dapat membuatnya lebih menarik dan baik.

Dari pembahasan ini, ternyata Prolog itu memiliki peran dan fungsi, serta ada macam bentuk yang dapat dimanfaatkan agar prolog lebih berkesan dan menarik.

Intinya, cukup tulis prolog sesuai peran dan fungsi yang sesuai dengan keinginan juga kebutuhan kamu.

إرسال تعليق

© Kepenulisan.com. Hak cipta. Developed by Jago Desain