Cek "pengaturan" yang diterapkan di situs kepenulisan.com dalam tautan berikut: Ketentuan

Cara Menulis Dialog Tag: Fungsi dan Macam-Macam dalam Novel.

Apa yang dimaksud dengan Dialog Tag? Dialog Tag merupakan sebuah atribut pelengkap di dalam novel berbentuk frasa yang selalu menemani dialog.

Dialog  Tag

Kepenulisan.com  – Apa yang dimaksud dengan Dialog Tag? Dialog Tag merupakan sebuah atribut pelengkap di dalam novel berbentuk frasa yang selalu menemani dialog dan digunakan sebagai penjelas dialog.

Fungsi Dialog Tag di dalam novel sebagai pemberi informasi kepada pembaca dengan menjelaskan keterangan tokoh mana yang mengucapkan dialog. 

Selain itu; Dialog Tag berfungsi sebagai penuntun, supaya pembaca tidak kebingungan dan dapat memahami dialognya agar tetap dapat menikmati alur cerita.

Bentuk Dialog Tag di dalam novel biasanya berbentuk frasa seperti: ‘katanya’, atau ‘ucapnya’ yang biasa ditemui di belakang Dialog. Tapi, ada juga yang berada di depan dialog.

Dialog Tag di dalam novel bagaikan tanda baca, harus tak terlihat dan harus mampu membimbing pembaca dengan tidak menghalangi alur ceritanya.

Ragam Dialog Tag
Ragam Dialog Tag | Sumber : Wattpad Lovers Indonesia

Ragam Dialog Tag

Dialog Tag menjadi bagian dari novel yang sangat dibutuhkan dan seakan-akan menjadi hal yang wajib diketahui author atau pengarang agar dialog yang ditulis di dalam novel mampu berperan sebagaimana fungsinya.

Novel yang banyak menggunakan Dialog sangat membutuhkan Dialog Tag agar meningkatkan kualitas tulisannya. 

Seorang penulis asal Amerika Serikat yang namanya mencuak karena sempat menulis cerita tentang wabah pandemi pneumonia covid-19, Dean Ray Koontz yang katanya telah memprediksi kedatangan Virus Corona di dalam novelnya bertajuk 'The Eyes of Darkness', mengatakan :

Buku-buku yang tidak kompenten di bagian dialog tag bisa terbit sepanjang waktu. Tentu saja bisa. Tapi, tidak semua penulis yang menerbitkannya merupakan penulis yang hebat.

A. PERAN DIALOG TAG

Peran Dialog Tag di dalam novel dibagi menjadi dua bentuk, yakni; Speech Tag dan Action Tag. 

  1. Speech Tag menjelaskan bagaimana dialog itu diucapkan si tokoh 
  2. Action Tag menjelaskan tindakan si tokoh ketika mengucapkan Dialog.

Contoh Speech Tag :

“Aku mencintaimu!” teriak Hendro.

Kata ‘teriak’ menjelaskan bagaimana kalimat “Aku mencintaimu” diucapkan si Hendro sebagai pengucap dialog dengan teriakan. 

Sedangkan ...

Contoh Action Tag : 

“Aku mencintaimu.” Mata Hendro berkaca-kaca menatap Riana, penuh keyakinan diri dan harapan.

Kalimat yang mengikuti dialog itu disebut action tag. Fungsi action tag, menjelaskan bagaimana reaksi, tindakan dan keadaan tokoh ketika dialog diucapkan. 

B. FUNGSI DIALOG TAG

Dialog Tag mempunyai tanggung jawab sebagai penjelas Dialog di dalam novel agar berperan sesuai fungsinya. Sebagaimana fungsi dialog di dalam novel, ada klasifikasi dialog tag yang diperlukan supaya pengucapan dialog semakin jelas, berperan dan berfungsi.

Klasifikasi Dialog Tag dibagi tiga, yakni Dialog Tag yang menunjukkan kata kerja, Dialog Tag yang memiliki volume suara dan Dialog Tag yang bernada dan memiliki emosi :

Kata Kerja

Balas, Beber, Cetus, Imbuh, Jawab, Jelas, Kata, Komentar, Lanjut, Larang, Lontar, Panggil, Papar, Pasti, Perintah, Pesan, Pungkas, Sambung, Sambut, Sapa, Saran, Sebut, Sela, Suruh, Sanggah, Simpul, Singkap, Tambah, Tampik, Tandas, Tangkis, Tawar, Tegas, Tegur, Terang, Timpal, Titah, Tolak, Tutup, Tutur, Ucap, Ujar, Ulang, Ungkap, Urai, Usul.

Volum  Suara    

Berondong, Bisik, Caci, Cicit, Desah, Desis, Erang, Gertak, Gerutu, Gerundel, Gumam, Hardik, Jerit, Lirik, Maki, Murka, Pekik, Raung, Rengek, Seru, Sosor, Sorak, Sungut, Teriak, Umpat.

Emosi dan Nada

Adu, Ajak, Anjur, Bantah, Batin, Bela, Bujuk, Canda, Cecar, Cela, Celoteh, Cemooh, Dalih, Debat, Decak, Duga, Ejek, Elak, Goda, Harap, Hina, Imbau, Kelakar, Kelit, Keluh, Kilah, Kritik, Ledek Mohon, Oceh, Omel, Puji, Rajuk, Rayu, Sanjung, Sergah, Sindir, Tebak, Terka, Tuding, Tuduh, Tukas.

Sumber : Ingin Menjadi Penulis. Namun, Enggan Menulis.

C. PANDUAN CARA MENULIS DIALOG TAG

Penggunaan dialog tag yang berlebihan justru akan memberitahu seluruh tindakan tokoh saat mengucapkan dialog. 

Hal ini malah akan menunjukkan bahwa penulis mengalami kesulitan ketika menulis dialog tag, sehingga dialog tag tidak dapat berperan sesuai bentuknya.

Sekadar pengingat, dialog tag berfungsi sebagai penjelas dan menunjukkan tokoh yang mengucapkan dialognya ke pembaca. Dialog tag bagaikan tanda baca, tidak terlihat jelas dan harus mampu membimbing pembaca.

Contoh Dialog Tag menggunakan speech tag 

    “Keluar dari kamarku, Riana!” Hendro bergemuruh. 

    “Aku tidak mau!” tegas Riana.

    “Jangan sampai kekerasan yang harus berbicara,” kata Hendro dengan ancaman. 

    “Coba saja,” jawab Riana, “Tunjukkan padaku siapa dirimu.” 

Penulisan dialog tag menggunakan speech tag seperti di atas, tentu saja benar dalam aturan menulis dialog tag. 

Penggunaan tanda bacanya benar secara pedoman ejaan. Namun! Secara definisi, contoh di atas memperlihatkan secara jelas ‘dialog tag-nya’. Sehingga, akan membuat dialog  melemah dan seperti yang telah disebutkan sebelumnya ...

Dialog tag seharusnya tidak terlihat dan mampu membimbing pembaca.

Sebaiknya, jangan terlalu sering menggunakan Dialog Tag jika dialog itu dapat dijelaskan dengan tanda baca lain, seperti tanda seru, koma atau pun tanya. Selalu ingat, Dialog Tag hanya berfungsi sebagai penjelas, bukan menjelaskan.

Selain contoh di atas, ada pula contoh dialog tag meggunakan action tag yang berlebihan dengan terlalu banyak memberikan sorotan ke pembaca.

    “Keluar dari kamarku, Riana!” seru Hendro. Riana masih tetap tidak beranjak dari kursi. 

    “Tidak mau!” jawab Riana. 

    “Jangan sampai kekerasan yang harus berbicara,” ancam Hendro. 

    “Coba saja,” kata Riana sambil mengejek, “Tunjukkan padaku.” 

Bukannya membangkitkan ketegangan sesuai fungsi dialog. Penggunaan dialog tag yang berlebihan seperti kedua contoh di atas justru melemahkan dialognya, dan sekali lagi ... memperlihatkan secara jelas dialog tag-nya yang seharusnya tidak terlihat.

Menulis dialog tag yang benar di dalam novel, sebenarnya mempunyai aturan yang sama seperti menulis dialog. 

Ketika hendak menulis dialog tag, ingat bahwa dialog tag disesuaikan dengan tanda baca yang dipakai di dalam dialog.

  • Speech tag tidak diawali dengan huruf kapital, sedangkan
  • Action tag diawali dengan huruf kapital. 

D. ATURAN MENGGUNAKAN DIALOG TAG

Aturan menulis Dialog Tag di dalam novel harus membuat peran dialog tag mampu memberikan visualisasi ke pembaca dan tidak menghambat fungsi dialog. Seperti yang sudah dijelaskan di atas.

1. Pilih Kata yang Sesuai

Di bagian Fungsi Dialog, ada tiga klasifikasi dialog tag yang dapat digunakan. Pilihlah yang sesuai dengan karakteristik, intonasi ucapannya dan situasi ketika dialog itu diucapkan.

Ketiga klasifikasi dialog tag di atas merupakan kata dasar yang bisa kamu kombinasikan dengan imbuhan, misalnya;

  • Berteriak
  • Meneriaki
  • Teriaknya
  • Diteriaki

Ragam pilihan kata sesuai klasifikasi dialog tag seperti itu bagus digunakan sesekali ketika si tokoh yang mengucapkan dialog benar-benar berteriak, meneriaki, diteriaki atau mengucapkan kalimat yang sesuai seperti dilakukannya.

Sesuai definisi yang telah dijelaskan, dialog tag (termasuk speech dan act tag) menjelaskan bagaiamana keadaan dan cara tokoh mengucapkan dialognya. Namun, usahakan untuk menghindari pilihan kata alternatif dialog tag yang memiliki makna berlebihan, seperti;

  • Meluap-luap
  • Meledak
  • Menjadi kucing agar semua orang suka padanya

Sebab, kata-kata seperti itu (kecuali poin nomor tiga) tidak mengarah ke tindakan atau kata kerja yang dilakukan manusia.

Contoh Dialog Menggunakan Alternatif Dialog Tag :

    “Keluar dari kamarku sekarang, Riana!” Hendro meledak-ledak.

Sebagai gantinya, ketika menulis dialog tag; gunakan kata yang lebih sederhana, lugas dan menjelaskan tindakan tokoh yang mengucapkan dialog. Seperti;

    “Keluar dari kamarku sekarang, Riana!” Hendro menegaskan.

Agar lebih mudah, cukup pilih kata yang sesuai, yang menekan ekspresi dan memberikan visualisasi ke pembaca ketika kata itu ‘dikatakan’ dan tindakan si tokoh ketika ‘mengatakan’ dialognya.

2. Jangan Perjelas dengan Keterangan

Dialog Tag yang menambahkan kata keterangan sebagai penjelas akan terdengar aneh, sebab menghilangkan fungsi dialog tag dan menghambat jalan ceritanya. Seperti;

  • Katanya sambil memohon
  • Ucapnya penuh semangat
  • Dia bilang dengan ketulusan

Lebih parahnya lagi, ada yang menggunakan kata berlebihan dengan tambahan keterangan sebagai penjelas, seperti;

  • Dia meledak-ledak penuh amarah
  • Gumamnya cemberut
  • Berseru keras

Kalimat-kalimat dialog tag seperti itu menimbulkan rasa yang berlebihan pada dialognya. Akan lebih baik jika pembaca dapat merasakan dua rasa yang mirip dari dua sumber rasa yang berbeda. Sumber pertama, dari dialognya dan sumber kedua, dari dialog tagnya.

Lihatlah contoh dialog tag di bawah ini;

    “Juletot, kucing peliharaanku baru saja mati,” katanya dengan sedih.

Penggunaan kata sedih sebenarnya tidak perlu ditulis karena memperjelas dan berlebihan. Tentu saja dengan begitu, fungsi dialog tag yang harusnya tidak terlihat, justru sangat terlihat oleh pembaca. 

Coba pikirkan, orang-orang di muka bumi ini pasti mengatakan berita kematian peliharaan kesayangannya dengan ekspresi kesedihan. Jadi tidak perlu dijelaskan lagi.

Akan lebih baik bila pembaca diberitahu bentuk kesedihan yang sebenarnya. Seperti ini, misalnya;

    “Kucingku baru saja mati,” katanya dengan wajah tertunduk menatap lantai saat mengucapkan berita kepergian itu.

Mudahnya, gunakan bentuk kata psikis yang membangun informasi tanpa harus memberitahu dengan penjelasan yang akan membuat rasa dialog menjadi berlebihan.

3. Sesuaikan!

Tujuan Dialog Tag itu membuat pembaca tahu siapa yang berbicara, bagaimana dialog itu diucapakan dan bagaimana tindakan si pengucap ketika mengucapkan dialognya. Jadi, menggunakan dialog tag terlalu sedikit itu enggak bagus. Terlalu banyak pun juga enggak bagus.

Seperti contoh di bawah ini;

    “Hai,” sapa Deri 

    “Hai! Apa kabar, Der?” balas Dea 

    “Baik,” kata Deri, “Kamu pergi ke pesta malam ini kan, De?” 

    “Belum pasti.” Dea menghela nafas

    “Kenapa? Bareng denganku, yuk!” ajak Deri. 

Jika hanya dua orang yang berbicara, gunakan saja ragam dialek, karakteristik tokoh, intonasi dan volume suara agar pembaca dapat membedakan tanpa harus terus-menerus diberitahu dengan dialog tag.

Cobalah ikuti langkah ini ... 

A.) Gunakan Nama Lawan Bicara

Seperti contoh di atas, gunakan saja nama lawan bicara agar pembaca bisa membedakan. Ingat! Dialog tidak terdengar seperti percakapan di dunia nyata.

Misalnya:

    “Hai, De!” 

    “Hai! Apa kabar, Der?” jawab Dea 

    “Baik. Kamu pergi ke pesta malam ini kan, De?” 

    “Belum pasti nih, Der” 

    “Kenapa? Gak ada teman, kan?” 

Meskipun di kehidupan dalam dunia ini tidak ada yang berbicara seperti itu, begitulah regulasi menulis dialog. Tidak merefleksikan percakapan di dunia nyata, tapi merefleksikan dinamika kehidupan manusia. 

B.) Lakukan Sesuatu

Jika action tag menunjukan tindakan tokoh saat mengucapkan dialognya, di bagian ini, lakukan sesuatu sambil berbicara.

Seperti ini misalnya:

    “Makan malam apa kita, Rin?” tanyaku 

    “Pesan online, saja.” Solusi Riana, “... oh, seingatku kita masih punya daging giling sisa kemarin.” 

    “Jadikan bakso aja, yuk. Kita juga harus memberikan ‘bakso’ itu makan.” Aku menunjuk buntalan berbulu yang duduk di atas televisi. Mitbol, kucing Riana. 

    “Ide bagus, aku akan menelpon Deri. Dia punya resep bakso yang enak,” kelakar Riana. “Dia pernah menjuarai lomba bakso sekabupaten.” 

Kata ‘menunjuk’ membuat dialog tag berhenti sejenak dan menjatuhkan detail-detail di dalam dialog sesuai fungsi dari dialog. Dari contoh di atas; detail-detail cerita dijatuhkan dengan sempurna;

Pertama, pembaca jadi tahu bahwa Riana memiliki kucing bernama Mitbol.

Kedua, pembaca jadi tahu bahwa Deri pernah menjuarai lomba bakso se-Kabupaten

Informasi seperti itu sebenarnya tidak terlalu penting, tetapi membuat cerita lebih berkembang dan memiliki keunikan.

C.) Berbicara Sesuai Konteks

Kadang-kadang, tanpa dialog tag pun pembaca bisa mengetahui siapa yang berbicara tanpa harus diberitahu. Misalnya, jika tokoh yang berbicara mengucapkan kata atau berbicara sesuai konteks sesuai perannya.

Sebagai contoh dalam percakapan antara cucu dengan nenek berikut ini. Pembaca jelas tahu siapa yang berbicara sesuai kapasitas yang pantas diucapkan masing-masing. Seperti;

    “Belum punya pacar juga?” 

    “Masih sedang berusaha.” 

    “Berjuanglah! Keberanian dan kepastian yang harus kamu perlukan.” 

    “Tidak perlu terburu-buru, Nek.” 

    “Benarkah? Kakekmu merenggutku ketika aku baru berusia 18 tahun.” 

    “Nek! Aku baru 16 tahun.” 

    “Ya, tepat seperti usia kakekmu saat itu.” 

Mengerti? Contoh di atas justru disajikan tanpa dialog tag, tetapi pembaca bisa tahu siapa yang berbicara. Bahkan dialognya banyak menjatuhkan informasi dan detail cerita.

Disusun dan diterjemahkan oleh : Rayan Abdi Nugraha.

Dipublikasikan oleh : Rayan Abdi Nugraha. 

إرسال تعليق

© Kepenulisan.com. Hak cipta. Developed by Jago Desain