Ketentuan yang diterapkan di situs kepenulisan.com dalam tautan berikut: Ketentuan

Kerangka Cerita: Premis, Logline, Plot Line, dan Outline.

Kerangka cerita berisi premis, logline (alur cerita), plot-line (struktur atau skenario cerita) dan outline (garis besar cerita).

Kerangka Cerita

Apa yang harus dipersiapkan sebelum menulis? Tentu saja, menyusun kerangka cerita; yang di dalamnya mengandung Premis, Log Line, Plot-line atau Struktur Cerita dan Outline.

Menjadi seorang penulis tentu saja tidak hanya membutuhkan bakat menulis, itulah mengapa menulis dianggap sebagai keterampilan, seperti yang dikatakan Dea Anugrah dalam video “Pelajaran Menulis: Tutorial Menulis Seperti Ahli” yang dipublikasikan di kanal YouTube Malaka Project. 

Kenapa menulis dianggap sebagai keterampilan? Karena penulis harus memiliki kemampuan merencanakan rancangan menulis yang baik agar dapat mengembangkan cerita sesuai keinginan.

Salah satu cara untuk melakukan perencanaan adalah dengan menyusun kerangka cerita terlebih dahulu.

Apa yang Dimaksud dengan Kerangka Cerita?

Apa itu kerangka cerita? Kerangka cerita adalah gambaran umum atau struktur dasar dari sebuah cerita yang disusun penulis dalam mengembangkan plot, karakter, dan alur cerita secara terorganisir.

Kerangka dapat berupa tulisan satu halaman atau ilustrasi peta pikiran visual menggunakan diagram, atau tabel untuk menggambarkan hubungan antara informasi dan ide. 

Dari sebuah tanggapan di buku “Save the Cat: Writes a Novel” yang diterjemahkan Dee Lestari, dalam tanggapan Jie Effendie, yang merupakan seorang Editor Senior, dia bilang:

Menulis novel adalah proses yang sulit, melelahkan, dan sering kali membuat kita tersesat di tengah-tengah—proses menulis.”

Itulah mengapa, kerangka cerita berfungsi sebagai peta untuk menjaga cerita tetap fokus dan terarah, sehingga penulis dapat menghindari kebingungan atau kehilangan arah dalam proses penulisan.

Dalam kerangka cerita, biasanya terdapat unsur-unsur novel seperti:

Premis cerita, yang menjadi ide besar atau dasar cerita.

  • Tokoh utama: atau biasa disebut sebagai protagonis, yang menjadi karakter utama dalam cerita, tujuan si protagonis dan konflik yang akan dihadapinya ini lah yang akan menjadi cerita di dalam tulisan.
  • Logline, rangkaian peristiwa dari awal hingga akhir, mencakup pengenalan, konflik, klimaks, dan resolusi.
  • Setting, yang menjadi latar tempat dan waktu di mana cerita berlangsung.
  • Tema: inti atau pesan yang menjadi makna, yang hendak disampaikan melalui cerita. Bisa dikatakan, ini adalah amanat cerita.

Mengapa Penulis Novel Harus Memiliki Kerangka Cerita?

Kerangka cerita membantu penulis untuk dapat mengembangkan cerita yang lebih terstruktur dan terorganisir, sehingga membuat proses menulis—diharapkan—menjadi lebih mudah. 

Dengan kerangka cerita, berarti kamu sebagai penulis telah memiliki pondasi cerita; sehingga kamu bisa menyesuaikan diri dengan aktivitas dan memiliki “rencana menulis”. Kerangka cerita ini juga dapat dimanifestasikan sebagai niat dan minat menulis novel.

Mengutip sebuah artikel berbahasa Inggris bertajuk “Cara Menulis Kerangka Cerita” dari seorang penulis blog, Sean Glatch:

Beberapa penulis menolak gagasan menggunakan kerangka cerita, karena  menganggap proses tersebut membatasi kreativitas. Namun, jika kamu bisa mendekati kerangka cerita dengan benar, hal itu tidak akan membatasi kreativitas.

Kerangka Cerita merupakan salah satu cara memulai menulis novel yang dalam prosesnya membuat kamu mampu mempersiapkan dasar-dasar cerita. Karena, dasar cerita ini lah yang nantinya akan menjadi bahan utama novel yang hendak disajikan dalam tulisan.

Seperti yang harus kamu ketahui, dasar cerita yang harus dipersiapkan sebagai bahan utama menulis novel itu disebut sebagai unsur-unsur novel, yang meliputi:

  1. Tema
  2. Tokoh dan Penokohan
  3. Alur
  4. Gaya Bahasa
  5. Setting atau Latar Cerita
  6. Sudut Pandang atau POV
  7. Amanat

Bahan dasar cerita di atas yang harus kamu persiapkan menjadi kerangka cerita. Saat proses menyiapkan kerangka cerita, kamu akan melakukan riset, mencari tahu, membaca banyak referensi dan memahami target pembaca.

Bagaimana Cara Menyusun Kerangka Cerita?

Sebelum mulai menulis novel, kamu perlu mempersiapkan sesuatu yang disebut sebagai Kerangka Cerita atau Outline, kadang-kadang ada yang menyebutnya Garis Besar Cerita.

Apapun namanya, Kerangka Cerita bertujuan untuk dapat memudahkan kamu saat proses menulis novel. 

Kerangka Cerita membuat kamu siap, mampu menuang ide-ide yang ada di dalam kepala dengan mengupas dan memahaminya, mendapatkan visual gambaran cerita, dan mengetahui target pembaca yang dituju.

Sesuatu sebaiknya harus direncanakan, tapi jangan hanya jadi wacana saja. Kerangka cerita novel yang akan saya bahas di blog post ini cukup sederhana, meliputi;

  1. Premis
  2. Logline
  3. Plot-point
  4. Outline
Kerangka Cerita, Kerangka Novel, Struktur Novel, Outline Novel, Garis Besar Cerita

Empat hal di atas akan membuat ide kamu dapat dikembangkan dan kamu pun bisa menyiapkan bahan-bahan dasar yang akan ditulis menjadi novel.

Premis.

Apa itu Premis cerita? Premis merupakan kata serapan dari kosakata Bahasa Inggris, yaitu (/premise). Menurut Oxford Dictionary, premise berarti; alasan, dan dasar pemikiran. 

Sedangkan makna premis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti; landasan, asumsi, dan kalimat yang dijadikan dasar kesimpulan di dalam logika.

Menurut penjelasan dari James N. Frey, seorang guru menulis kreatif asal Amerika, dalam buku “How to Write a Damn Good Novel”. Dia menjelaskan, bahwa:

“... premis merupakan dasar cerita yang menjadi pernyataan dari inti di dalam cerita. Premis merupakan pondasi awal sebelum mempersiapkan nilai-nilai lainnya dan menjawab semua akibat dari tindakan tokoh di dalam karya tulis.”

Apa Tujuan Sebuah Premis?

Premis, tidak hanya sekadar 'ditulis' saja. Dari pemahaman yang dipaparkan James N. Frey dan penjelasan dari Kamus Oxford dan KBBI di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari premis adalah sebagai dasar kesimpulan dan pikiran.

Bagaimana Cara Membuat Premis?

Ada beberapa cara membuat premis untuk naskah novel. Di kalangan penulis fiksi, ada tiga hal yang menjadi acuan ketika hendak menyusun premis di awal cerita sebagai Kerangka Cerita:

  1. Protagonis
  2. Pencapaian
  3. Situasi

Contoh Premis:

Sebagai contoh premis, mari melihat contohnya dari novel best seller dan film yang menjadi favorit banyak orang di dunia, Harry Potter: 

Harry Potter diberikan kesempatan bersekolah di asrama sihir Hogwarts demi menggagalkan kebangkitan penyihir paling jahat di komunitas penyihir, Lord Voldemort.

Contoh premis lain dari novel fiksi distopia, kesukaan saya, Hunger Games:

Katniss Everdeen menjadi peserta di penyelenggaraan acara tahunan yang menjadi tradisi negara Panem, dia harus memenangkan permainan agar tetap hidup.

Ada opsi lain yang datang dari penulis naskah film tanah air, seorang komika Indonesia dan seorang sineas, Ernest Prakasa. Dia membagi tips tentang menyusun premis di channel YouTube-nya bertajuk “SERIYOSA Eps 2 - Tips Menulis: Menciptakan Premis Cerita”, dengan membagi ide premis menjadi tiga poin juga;

  • Who - Siapa
  • What - Apa
  • But - Tapi

Contoh premis yang diberikan Ernest Prakasa berasal dari film Cek Toko Sebelah miliknya.

  • Siapa - Juragan sembako
  • Apa - Mau mewariskan toko
  • Tapi - Anaknya lebih mengutamakan karir

Saya membuat contoh premis lain yang menggunakan tips menyusun premis ala Ernest Prakasa dari novel fiksi distopia juga, Divergent:

Siapa - Beatrice Prior.

Apa - Mengikuti ujian pendewasaan di kotanya yang akan diklasifikasi menjadi lima faksi menurut karakter masing-masing.

Tapi - Beatrice ternyata seorang Divergent, istilah untuk orang yang tidak masuk ke dalam lima faksi, karena memiliki banyak macam kepribadian yang menonjol di dalam dirinya.

Log line / Alur Cerita.

Apa itu Logline? Dalam kerangka cerita, logline adalah satu paragraf atau ringkasan singkat yang sengaja disusun dari pengembangan premis dengan menjabarkan hal-hal yang terjadi dalam sebuah cerita. 

Di dalam logline, harus menampilkan siapa tokohnya dan apa yang menjadi tujuan utamanya di dalam cerita. Seorang Penulis Konten di laman Boords, mengemukakan pendapat. Luke Leighfield bilang: 

“Logline yang baik itu pendek, tajam, dan menjual cerita. Logline menjelaskan bagian-bagian penting dari skenario—seperti tokoh utama, insiden pemicu, konflik utama, dan antagonis—dalam kalimat yang padat dan menarik. Karena logline pendek, maka mudah membuatnya dalam waktu yang singkat. Namun, menulis logline yang sempurna bisa menjadi proses yang melelahkan yang membuat kamu menangis.”

Secara sederhana, dari pendapat Luke Leighfield di atas, maka dapat disimpulkan bahwa logline merupakan ringkasan cerita yang mengandung konflik utama dan menggambarkan keseluruhan isi cerita. Hal ini acap kali membuat logline disamakan seperti sinopsis. Padahal tidak! Logline tidak bisa disamakan dengan Sinopsis karena tujuan dan fungsinya yang berbeda.

Apa Bedanya Logline dan Sinopsis?

Logline dan Sinopsis dapat dibedakan dari tujuan dan fungsinya di dalam cerita. Logline ditulis dari hasil pengembangan premis, sedangkan Sinopsis tidak harus ditulis dari pengembangan premis.

Mengutip penjelasan AJ Unitas dari Studio Binder, bilang: 

“Logline merupakan ringkasan singkat mengenai isi, sinopsis merupakan penceritaan ulang alur cerita selangkah demi selangkah.”

Tidak hanya itu, logline ditulis dengan tujuan untuk mengembangkan dasar pikiran supaya bisa mendapatkan gambaran dari cerita yang hendak ditulis, sedangkan sinopsis ditulis untuk memberikan ikhtisar cerita ke calon pembaca. 

Tentu dari tujuan ini, ada perbedaan bentuk dan isi yang terkandung di antara logline dan sinopsis. 

Berapa Jumlah Kata dalam Logline?

Tidak ada jumlah maksimal dan minimal ketika menulis logline untuk kepentingan menulis naskah, yang penting, logline harus benar-benar satu paragraf saja dengan jumlah 3 - 4 kalimat dalam satu paragraf.

Logline sebaiknya jangan ditulis terlalu panjang, dan jangan hanya memuat awalan cerita saja. Logline harus mampu 'mengemas' garis besar cerita.

Dalam paragraf logline, kamu bisa menjelaskan: 

  1. Keadaan si tokoh dan tujuan yang ingin diraih.
  2. Motivasi untuk menggapai keinginannya.
  3. Menjelaskan tantangan yang akan dia hadapi.
  4. Menunjukkan bagaimana dia menghadapi tantangan itu.

Contoh Logline:

Katniss Everdeen mencalonkan diri sebagai peserta acara tahunan "Hunger Games" yang diselenggarakan Capitol sebagai tradisi tahunan karena adiknya terpilih sebagai perwakilan peserta perempuan di Distrik 12, tempat tinggalnya. Katniss secara sukarela menjadi peserta relawan untuk menggantikan adiknya yang terpilih, dengan begitu dia harus menang melawan 23 peserta lain jika ingin kembali hidup ke distriknya.

Menyusun Logline dengan Metode Killigator

Metode Killigator dalam proses menyusun logline merupakan metode yang menjawab adiksimba [5W+1H] seperti mengulas novel. Saat menyusun logline dengan metode Killigator ini, kamu hanya harus menjabarkan hal-hal berikut menjadi sebuah paragraf:

Siapa - Protagonis/Antagonis

Apa - Masalahnya

Kapan & Di mana - Setting/Latar Cerita

Bagaimana - Konflik

Kenapa - Pencapaiannya

Agar mampu menjawab pertanyaan adiksimba untuk dapat menyusun logline dengan metode Killigator, kamu bisa gunakan formula berikut:

Di dalam (Setting) seorang (Protagonis) memiliki (Masalah / atau sesuatu yang disebabkan antagonis) dan ia harus menghadapi (Konflik) agar mampu mendapatkan (Pencapaian).

Jika menggunakan contoh dari Hunger Games, maka akan menjadi seperti ini:

Pada peringatan Hunger Games ke-74, Katniss Everdeen yang tinggal di distrik 12 harus mengikuti penuaian bersama adiknya Prim yang berusia 17 di tahun. Demi bertahan hidup, Katniss selalu mengambil jatah tambahan yang membuat namanya menjadi lebih banyak di mangkuk penuaian. Ketika penuaian tiba, adiknya Primrose Everdeen tanpa diduga terpilih menjadi peserta yang membuat Katniss langsung mengajukan sukarelawan diri agar dapat menggantikan posisi adiknya. Peeta Mellark mewakili peserta laki-laki dari distrik 12. Akhirnya, Katniss bersama Peeta menuju Capitol dan secara resmi menjadi perwakilan peserta dari distrik 12 di acara tahunan Hunger Games ke-74. Peeta tidak berharap menjadi pemenang dalam kontes Hunger Games, dan lebih memilih memenangkan Katniss di perlombaan ini, hal itu membuat Haymitch pelatih mereka berdua bersama Effie juga Cenna si penata busana yang menjadi anggota tim mereka, menyusun rencana pemenangan untuk mereka berdua dengan sebuah drama percintaan yang disukai warga Capitol untuk mendapatkan sponsor dan atensi.

Plot Poin / Struktur.

Apa itu plot point? Plot point merupakan detail atau rincian peristiwa dan adegan yang berdampak pada kelangsungan alur cerita. Plot point berarti menyusun arah cerita dan menjabarkan adegan yang akan ditulis nantinya. Sederhananya, plot point adalah skenario cerita atau struktur cerita.

Fungsi plot poin di awal cerita tentu saja untuk dapat membantumu sebagai penulis mengembangkan tokoh, menjatuhkan detail-detail cerita dan mengantisipasi hadirnya plot hole di dalam cerita.

Plot poin juga dapat dijadikan rancangan dialog-dialog yang sesuai fungsi dan peran dialog di dalam novel. Sehingga dialog yang dihidangkan ke dalam cerita lebih bermakna, berkarakter dan membuat tokoh lebih memiliki peran tanpa pembicaraan hambar penuh omong kosong.

plot poin dalam novel

Manfaat Plot Point

Menyusun Plot Point di awal proses menulis akan membantu penulis memahami struktur novel. Sebuah novel mengandung enam struktur di antaranya:

  1. abstrak
  2. orientasi
  3. komplikasi
  4. evaluasi
  5. resolusi, dan 
  6. koda. 
Struktur novel disusun agar penulis tidak kebingungan dan mampu memahami plot poin atau skenario cerita. 

Dengan memiliki struktur cerita, kamu bisa menulis bagian sesuai babak cerita yang ada di dalam struktur novel. Karena, tidak ada anjuran atau kewajiban yang membuat penulis harus menulis novel secara linear atau segaris.

Misalnya, kamu gak harus menulis opening lines terlebih dahulu; atau gak harus menulis ending cerita di akhir.

Outline

Apa itu outline? Pengertian outline secara bahasa bermakna sebagai garis besar. Namun, juga merujuk ke makna sebagai kerangka cerita. Jadi dapat disimpulkan, outline merupakan perencanaan menulis yang meliputi garis besar cerita seperti:

  • Premis
  • Logline 
  • Plot point atau Struktur Cerita
  • Character Development
  • World-Building 
  • Topik dan Tema yang akan ditulis.

Makna lain dari outline adalah rangkaian ide dan detail cerita yang ditulis secara jelas, rinci, logis, terstruktur, terencana dan sistematis.

Outline berperan sebagai perekat partikel-partikel ide dan komponen cerita seperti premis, logline dan plot poin di atas, misalnya:

  • Memberikan gambaran besar sebagai visual bagi penulis
  • Menjaga alur cerita tetap berada sesuai rencana
  • Catatan panduan apabila penulis kehilangan arah, mood atau mengalami writer block

Fungsi Outline

Fungsi outline membantu penulis menjaga tulisan tetap terorganisir dan searah dengan tujuan awal. Outline juga berfungsi sebagai ringkasan yang menjadi barang bukti bahwa tulisan yang kamu buat merupakan karya original dengan proses pengembangan terstruktur. 

Hal ini bagus agar dapat menyikapi kasus pelanggaran hak cipta atau plagiarisme yang marak terjadi di kalangan penulis siber sastra. Selain itu, ketika penulis telah memiliki outline, akan memudahkan penulis menghindari writer's block dan bisa mengerjakan part-part sesuai perencanaan.

Jika premis merupakan inti cerita dan logline merupakan dasar cerita, maka outline adalah tulang cerita yang semakin menguatkan pondasi cerita. 

Singkatnya, outline merupakan skenario yang dapat membantu penulis menyelesaikan bagian-bagian yang sudah digaris besarkan dan diprioritaskan.

Cara Menyusun Outline

Bentuk outline tidak semerta-merta berupa tulisan esai, bisa juga berupa peta, dokumen atau halaman yang dihiasi dengan goresan dan coretan diagram serta tabel riset.

Proses penyusunan outline tidak seratus persen diwajibkan, penulis Stephen King bahkan tidak pernah menyusun outline, tapi penulis Harry Potter, JK Rowling menyusun outline. 

Ketika menyusun outline, ada lima hal penting yang harus dikembangkan.

  • Catat Premis dan kembangkan Logline
  • Tentukan Setting dan Latar
  • Kupas tokoh yang berperan di dalam cerita.
  • Susun Plot Point
  • Susun Adegan yang akan terjadi di dialog di dalamnya.

Ingat! Ketika telah memiliki outline. Penulis tidak harus terpaku pada outline yang sudah dibuat. Kamu sebagai seorang penulis bisa saja mengubahnya ketika mendapatkan ide baru atau merasa tidak cocok saat menulis adegan yang telah direncanakan.

Intinya, gunakan outline hanya sebagai panduan saja, garis kasar, atau draft awal.

Kesimpulan - Kerangka Cerita:

Kerangka cerita terdiri dari premise, logline, plot line, dan outline, adalah alat yang penting dalam proses menulis cerita. Setiap unsur-unsur dalam kerangka cerita memberikan manfaat yang berbeda untuk penulis dalam mengembangkan cerita yang baik. 

Dengan menggunakan kerangka cerita yang tepat, penulis dapat membuat cerita yang lebih terstruktur dan terorganisir, serta membuat proses menulis menjadi lebih mudah dan efisien.

Kesimpulannya, meskipun kerangka cerita tidak selalu diperlukan dalam proses menulis cerita, tetapi memiliki kerangka cerita yang baik dapat membantu penulis dalam mengembangkan cerita yang lebih terstruktur dan terorganisir. 

Dalam pengembangan cerita, penulis dapat menggunakan kerangka cerita yang terdiri dari premise, logline, plot line, dan outline sebagai panduan untuk mengembangkan cerita yang menarik dan bermakna. Semoga artikel ini membantu dan memberikan manfaat untuk pengembangan cerita yang sedang kamu tulis.

Sumber Referensi:

  1. Anugrah, Dea [2024, September 25] dalam “Pelajaran Menulis”, diakses pada 25 September 2024, dari kanal YouTube: Malaka Project.
  2. Lestari, Dee. [2021, November 25] dalam e-book “Save the Cat! Writes a Novel”, diakses pada 02 Oktober 2024, dari: Google Play Book.
  3. Glatch, Sean [2023, November 17] dalam “How to Write a Story Outline”, diakses pada 02 Oktober 2024, dari: laman Writers.
  4. Prakasa, Ernest [2017, Februari 13] dalam “SERIYOSA #2 - Tips Menulis: Menciptakan Premis Cerita”, diakses pada 25 September 2024, dari kanal YouTube: Ernest Prakasa.
  5. Leighfield, Luke [2023, November 16] dalam “How to Write a Logline”, diakses pada 02 Oktober 2024, dari laman Boords.
  6. Unitas, AJ [2020, Maret 8] dalam “How to Write a Logline Producers Won’t Pass On [with Logline Examples]”, diakses pada 02 Oktober 2024, dari laman Studio Binder.

إرسال تعليق

© Kepenulisan.com. Hak cipta. Developed by Jago Desain