Cek "pengaturan" yang diterapkan di situs kepenulisan.com dalam tautan berikut: Ketentuan

Cara Menulis Dialog Novel untuk Penulis Pemula dan Author Wattpad.

Dialog bukanlah hanya sekedar percakapan. Ada hal-hal yang dapat membuat alur menarik dari memanfaatkan dialog yang tepat. Berikut; aturan menulis Dialog yang semestinya dipahami.
Menulis Dialog dalam Novel

Kepenulisan.com – Menulis Dialog Novel masih menjadi hal yang paling sering menyulitkan penulis. Kebanyakan penulis pun sering menulis dialog sesuka hati, tanpa tahu fungsi dialog dan peran dialog di dalam novel.

Ketika menulis dialog di dalam novel, kamu perlu perhatian khusus dan tidak boleh asal! Mungkin, kamu merasa bahwa menulis dialog itu ya sekadar percakapan saja, tetapi perasaanmu itu salah.

Di dalam artikel ini, kita akan berfokus pada fungsi dialog dan peran dialog di dalam novel, agar dialog lebih bermakna dan mampu membuat novel menjadi lebih berkesan.

Sebagai permulaan, berikut ini Lima Pertanyaan yang sering ditanyakan ketika membahas Dialog di dalam grup kepenulisan:

Apa itu Dialog di Dalam Novel?

Dialog dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti 'percakapan' (dalam sandiwara atau cerita) dan makna dialog yang lain berarti; karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antar dua tokoh atau lebih.

Di dalam novel, dialog begitu penting karena dapat menghubungkan pembaca dengan tokoh yang berperan dan menghubungkan satu tokoh dengan tokoh lain di dalam cerita.

Apa Fungsi Dialog di Dalam Novel?

Selain dapat menghubungkan, dialog juga bisa memberikan informasi, penggambaran tokoh dan latar belakang cerita; sehingga diaolog mampu memberikan lebih banyak koneksi ke semua unsur cerita.

Fungsi utama dari Dialog, antara lain:

  • Menciptakan suara dan cara berbicara masing-masing karakter yang berperan
  • Memberikan watak, sifat, sikap atau karakteristik ke tokoh yang berperan
  • Menggambarkan emosi bagi masing-masing tokoh yang berperan
  • Juga sebagai bentuk perkembangan karakter (character development)

Sesuai fungsinya, dialog bukan hanya sekadar percakapan basa-basi yang menggerakan alur cerita. Lebih detailnya, kita akan bahas keempat fungsi itu di artikel ini.

Bagaimana Bentuk Dialog di Dalam Novel?

Bentuk Dialog di dalam novel ada bermacam-macam sesuai genrenya. Tapi secara umum yang paling disering muncul, ya tentu saja dialog yang diawali dan diakhiri dengan tanda petik ( '' ).

Ada pula Bentuk Dialog Novel seperti contoh di bawah ini :

Hendro : Hai Riana, apa kabar? [sambil mengangkat tangan]
Riana : [Menoleh] Hai! Aku baik-baik saja.

Contoh di atas lebih sering digunakan untuk novel-novel yang lebih bersifat ringan dan cenderung mengandung unsur komedi di mana letak komedinya lebih sering berada di dalam percakapan.

Novel My Stupid Boss yang ditulis Chaos@Work menggunakan bentuk dialog seperti contoh di atas.

Tidak ada yang salah dari bentuk dialog novel My Stupid Boss. Hal itu karena novel My Stupid Boss hanya ingin menampilkan dialog sebagai inti dari novel-nya.

Bila kamu perhatikan, bahkan di buku pertamanya, dialog yang pertama kali muncul tidak berbentuk seperti di atas. Novel itu menampilkan dialog pertamanya seperti ini : 

Dia bilang, "Nanti kamu jadi kepala Kerani, ya." Katanya sih, arti 'Kerani' itu 'Admin".

Nah, di dalam artikel ini. Kita akan lebih fokus menulis dialog seperti contoh dialog yang pertama kali muncul dalam buku My Stupid Boss, seperti di atas. Dialog seperti itu memiliki komposisi yang mengandung :
  • Tanda Petik
  • Tanda Baca / Huruf Kapital
  • Dialog Tag

Bagaimana Cara Menulis Dialog yang baik dan benar di cerita Wattpad atau di dalam novel?

Menulis Dialog berarti menangkap irama alami bahasa dan refleksi dinamika percakapan manusia. Dialog yang baik mengandung informasi, memiliki rasa, dan berfungsi sesuai perannya di dalam novel.

Sajian dialog di dalam cerita tidak boleh berlebihan, harus sesuai porsi. 

Novel yang tidak memiliki dialog di dalamnya akan sangat membosankan. Namun, novel yang berlebihan dialognya justru akan sangat lebih membosankan, karena kesannya akan seperti naskah drama, bukan novel.

Menulis dialog memerlukan konsistensi penulis agar pembaca bisa membangkitkan imajinasi sehingga dialog mendapatkan visualisasi, seperti fungsi dialog yang sudah dijelaskan di atas, yakni memberikan emosi dan memberikan suara, serta mampu memberikan karakteristik.

Dialog yang berperan sesuai fungsinya akan memiliki kesan nyata dan memberikan kehidupkan ke tokoh yang berbicara.

Ketika dialog mampu memberikan visualisasi dan memberikan kesan nyata, itu tandanya dialog telah berperan dengan baik dan benar sesuai fungsinya.

Bagaimana Membuat Dialog Terasa Nyata Sehingga Terkesan Lebih Hidup?

Membuat dialog agar lebih ngefeel hanya memerlukan penjelasan interaksi dan reaksi tokoh saat sedang berbicara. Penjelasan itu disebut sebagagi Dialog Tag.

Dialog tag memaparkan aksi, nada bicara, emosi dan volume saat dialog sedang beperan di dalam novel. Agar lebih fokus, cobalah membaca penjelasan tentang dialog tag di artikel berikut ini :

Jika hendak membuat dialog lebih terasa. Pertahankan gaya serta suara dari masing-masing tokoh ketika memainkan peran di paragraf percakapan.

Agar dialog yang hendak dibuat lebih mendapatkan rasa. Cobalah berperan seolah-olah menjadi tokoh yang sedang berbicara.

Gunakan alat perekam suara yang ada di ponselmu atau G-Board yang dapat mengubah suara menjadi tulisan dengan fitur 'Speech to text'.

Let's check it out!

Bayangkan kamu seperti sedang mengisi suara dalam peran sandiwara, bahasa kerennya; voice actor

Cobain aja dulu, semua memang dimulai dari ketidak-bisaan dan ketidak-bisaan itu sebenarnya seru jika dicoba.

Supaya lebih kompleks, setelah mengenal sekilas tentang Dialog dari 5 Pertanyaan Tentang Dialog di atas, mari membahas lebih mendalam tentang Dialog itu sendiri.

A. Definisi Dialog

Mengutip ucapan seorang penulis skenario asal Amerika Serikat bernama John Truby di dalam bukunya yang terbit 30 Oktober 2007, berjudul ‘The Anatomy of Story : 22 Steps to Becoming a Master Storyteller’.

Dialog merupakan, ‘Bahasa yang selektif dan terdengar nyata.’

Dialog berarti percakapan dalam cerita atau karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antar dua tokoh atau lebih. Di dalam literatur, dialog adalah percakapan antar tokoh atau pertukaran lisan mau pun tulisan yang mengarah ke subjek tertentu. 

Penggunaan dialog sudah digunakan dalam sastra klasik, terutama dalam karya tulis pada era Plato di Yunani.

Beberapa filsuf menggunakan teknik sastra satu ini untuk tujuan retoris dan argumentatif karena membuat karya sastra lebih menyenangkan dan terkesan hidup.

Beberapa filsuf menggunakan teknik sastra satu ini untuk tujuan retoris dan argumentatif karena membuat karya sastra lebih menyenangkan dan terkesan hidup.

B. Tipe Percakapan

Ada tiga tipe percakapan di dalam novel yang sering digunakan di dunia literasi. Ketiga tipe berikut ini yang paling banyak atau sering digunakan oleh novelis best-seller di dunia.

Tiga tipe tersebut, yakni; Dialog, Monolog dan Batin.

Antara batin dengan monolog, memiliki bentuk yang mirip hanya saja fungsinya berbeda. Di dalam KBBI, monolog merupakan percakapan dengan diri sendiri. 

Perbedaan keduanya; monolog mengucapkan kata sedangkan batin tidak terucap di mulut si tokoh.

Contoh Percakapan Batin

Matahari terik menyengat siang ini. Panas banget! Seperti di Neraka. Dia mengeluh. Kalimat yang digarisbawahi menjadi percakapan batin dan harus dimiringkan.

Contoh Percakapan Monolog

Siang-siang begini, emang paling enak kalau minum yang segar-segar. Tapi apa, ya? Mungkin sebotol minuman isotonik yang dijual di kedai retail, biar bisa sambil berteduh, kan di dalamnya ber-AC. Eh tapi es serut aja, deh. Lagi pengen. Ah, gak cukup uangnya!.
  
Percakapan dengan diri sendiri diucapkan karakter untuk dirinya sendiri.

C. Struktur Dialog

David Chitty dalam artikelnya yang berjudul ‘Cara Menyusun Dialog’ memaparkan informasi bahwa menulis dialog di dalam novel itu memiliki struktur.

Struktur dialog yang digunakan di dalam novel tidak seperti contoh dialog yang ada di dalam buku pelajaran Sastra Bahasa Indonesia.

Jika di dalam buku pelajaran, biasanya menggunakan action tag agar dapat mendeskripsikan tindakan tokoh ketika mengucapkan dialog si pengucap disebutkan di awal kemudian diberi titik dua. 

Di dalam novel, dialog menggunakan struktur yang dibuka menggunakan tanda petik yang boleh dilengkapi dengan speech tag sebagai penjelasnya.

Penggunaan Line Breaks atau paragraf pengalihan boleh digunakan sebagai bentuk transisi antara dialog dengan paragraf baru.

Apa itu Line Breaks?

Contoh Penggunaan Line Breaks

“Aku tak menyangka, kau akan setega ini, Hen!” bentak Riana. Dia mengambil jaket dari gantungan berbentuk kepala rusa, mengenakannya dan lekas meninggalkan ruangan itu. Berjalan kaki menyusuri gang Martubung sambil menutupi wajah sedihnya dengan senyuman tegar palsu dari usikan hembusan angin malam kota Medan tanpa bintang-bintang. Hanya lampu jalanan dan awan mendung.

Ketika menulis dialog, penulis harus mampu memilah porsi percakapan dan menyajikan informasi yang harus menggerakkan alurnya perlahan-lahan, menjatuhkan detail kecil, juga membangkitkan suasana.

Dari contoh Line Breaks yang digunakan di atas, pembaca akan mendapatkan informasi, seperti;

  • Riana merasakan kekecewaan tapi dia bukan wanita lemah. Dia berusaha tetap tegar dengan menutupi wajah sedihya menggunakan senyuman palsu.
  • Latar tempat di kota Medan yang menampilkan malam tanpa bintang-bintang dan awan mendung berangin.

Saat mempertimbangkan porsi dialog. Cobalah memahami fungsi dialog di dalam novel yang sudah dijelaskan di atas.

D. Aturan Menulis Dialog

Ada aturan menulis dialog yang telah ditulis sangat jelas dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia [PUEBI]. Aturan-aturan tertulis tersebut meliputi; tanda baca, titik, koma, elipsis, kata sapaan dan sambugan kata.

1. Titik dan Koma

Contoh Penggunaan Titik dalam Dialog:

“Aku tidak terlalu ingat tentang kejadian malam itu."
“Aku tidak terlalu ingat tentang kejadian malam itu.” [K]epalanya menggeleng mencoba meyakinkan Hendro.

Ketika menggunakan tanda titik di dalam dialog. Kata yang digunakan setelah dialog harus diawali huruf kapital.

Contoh Penggunaan Koma dalam Dialog:

“Aku tidak terlalu ingat tentang kejadian malam itu,” jelas Hendro.

Ketika menggunakan tanda koma di dalam dialog. Kata yang digunakan sebagai dialog tag harus tidak diawali huruf kapital.

2. Tanda Tanya dan Tanda Seru

Mudah menulis dialog menggunakan tanda tanya atau tanda seru. Strukturnya mirip dengan kedua contoh di atas. Hanya saja, harus sesuai dengan formatnya. 

Tanda tanya untuk bertanya dan tanda seru untuk memerintahkan atau menegaskan.

Penggunaan huruf di kata yang digunakan setelah dialog, juga sama seperti tanda titik dan koma. Gunakan kapital jika menggunakan action tag dan jangan gunakan kapital ketika menggunakan speech tag.

3. Elipsis

Penggunan elipsis atau titik tiga di dalam dialog juga disesuaikan dengan kata yang digunakan setelah dialog.

Contoh Penggunaan Elipsis di Dalam Dialog Tanpa Dialog Tag:

“Aku tidak terlalu ingat ... .”
“Aku tidak terlalu ingat ... .” Hendro menyipitkan mata.

Contoh Penggunaan Elipsis di Dalam Dialog Dengan Dialog Tag:


“Aku tidak terlalu ingat ... ” gumam Hendro
“Aku tidak terlalu ingat ... ,” gumam Hendro.

4. Kata Sapaan

Semua sapaan yang digunakan di dalam dialog harus menggunakan huruf kapital!

“Aku tidak terlalu ingat, Pak.”
“Aku tidak terlalu ingat, Rin.”

E. Gaya Dialog

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa penting mempertahankan gaya dialog agar dapat membangkitkan rasa dan membuatnya lebih berkesan. 

Di bawah ini, ada tiga peringatan agar dialog dapat bertahan sesuai gaya-nya.

  1. Jika Informasi sudah dijelaskan dalam Narasi, jangan ucapkan informasi itu lagi di dalam dialog. 
  2. Pengulangan informasi akan membuat pembaca cepat mengetahui hal-hal yang ada di dalam alurnya, lebih boros kata dan tentunya sangat berpengaruh dari segi bentuk.
  3. Gunakan ragam dialog tag yang variatif, tidak berlebihan dan berkarakter. Tapi, utamakan dialog berperan sebagaimana fungsi dialog itu sendiri.

F. Peran Dialog

Ada empat peran dialog yang umum digunakan dalam novel dan dunia literasi. Peran dialog juga berlaku di karya-karya Wattpad mau pun platform menulis lainnya. Jadi, perhatikan baik-baik.
  1. Dialog mengalirkan alur
  2. Dialog mengungkapkan karakteristik tokoh
  3. Dialog menunjang ketegangan dan konflik
  4. Dialog memberikan informasi penting.

DIALOG MENGALIRKAN ALUR

Dialog sering digunakan sebagai transisi antara narasi dan eksposisi. Sebagaimana fungsi narasi dan eksposisi, dialog berperan menguatkan paragraf tersebut.

Ada beberapa poin penting yang dapat digunakan sebagai acuan agar mengetahui peran dialog berjalan dengan baik atau tidak.

a). Dialog harus memberikan informasi ke tokoh. 

Jika tokoh berhasil mendapatkan informasi baru, hal itu akan membuatnya ingin tahu atau menusuk lebih dalam tentang kebenaran informasi yang didapatkannya dari dialog. 

Tetapi, jangan terlalu jelas menyoroti informasi, biarkan saja karakternya yang mengatahui informasi sedangkan pembaca cukup memahaminya saja.

b). Dialog harus mengubah situasi.

Ketika tokoh mendapatkan informasi yang menuntutnya menentukan pilihan. Secara tidak langsung juga akan mengubah situasi yang ada. Bisa jadi, perubahan situasi psikis si tokoh atau setting/latarnya

Manfaatkan perubahan situasi dengan menjatuhkan informasi yang akan membimbing pembaca, sehingga dialog mampu berperan dengan baik.

c). Dialog harus memaparkan keinginan dan ambisi. 

Setelah si tokoh mendapatkan informasi yang mengubah situasi, hal itu akan menentukan pilihan. Sehingga, dialog akan ...

  • - Dialog menampilkan watak si karakter
  • - Dialog menguatkan penjelasan

DIALOG MENGUNGKAPKAN KARAKTERISTIK TOKOH

Tentu saja, di kehidupan nyata, orang-orang berbicara sesuai karakteristiknya. Ada yang mengguakan logat, intonasi, dan partikel kata yang menjadi ciri khas dari masing-masing pengucap sehingga mudah diingat.

Misalnya, seseorang yang dibesarkan di kawasan rakyat non-elit memiliki nada dan gaya bicara berbeda dengan orang-orang yang hidup di kawasan elit. 

Logat dan dialek juga membantu dialog mengungkapkan karakteristik. Sehingga pembaca tahu dan tidak aneh menanggapi ucapan si tokoh.

Penggunaan dialek atau aksen sangat bagus digunakan untuk memperkaya warna dialog. Cobalah meriset agar tulisan lebih bervariatif.

Selain menjelaskan asalnya, dialog juga mengungkapkan karakteristik. 

Misalnya, tokoh yang sering berbicara tegas dan lantang memiliki karakteristik pemberani, sedangkan yang memiliki intelektualitas akan senang berbicara menggunakan kosakata tertentu.

Adab berbicara juga memengaruhi karakteristik, etika tutur membantu pembaca menilai karakter dalam segi merespon lawan bicaranya. 

Misalnya, bagaimana si karakter berbicara dengan orang yang lebih tua darinya atau yang memiliki derajat lebih tinggi darinya.

DIALOG MENUNJANG KETEGANGAN DAN KONFLIK

Percakapan yang mengadung konflik akan berpengaruh pada pergerakan alur. Karakter yang bersitegang atau memiliki pilihan yang berbeda satu sama lain akan memunculkan perdebatan sehingga karakteristik lebih menonjol.

Kadang-kadang, pertukaran informasi antar karakter sangat dibutuhkan bagi kepentingan alur, situasi dan pembaca.

DIALOG MEMAPARKAN INFORMASI

Percakapan antar karakter membuat pembaca mampu menilai, memahami dan tahu tentang hal-hal yang ada di dalam cerita. Hal ini umum digunakan di dalam dialog dan dinilai lebih ampuh daripada menulisnya di paragraf lain.

Biasanya, sajian percakapan akan mengandung eksposisi tapi jangan menampilkan informasi dengan jelas ke pembaca.

KESIMPULAN DIALOG

Dialog seharusnya memiliki porsi yang lebih kecil ketika dihidangkan. Jika sajiannya terlalu banyak, lebih baik menulis naskah drama saja, jangan novel!

Agar dialog dapat dipertimbangkan sesuai takaran yang tepat atau pas porsinya, maka pahamilah peran dan fungsi dialog di dalam novel. 

Sehingga, kamu dapat memilah dan memilih percakapan seperti apa yang sebaiknya disajikan dan informasi seperti apa yang sebaiknya tidak disajikan di dalam dialog.

Ingat, bahwa orang yang terlalu banyak bicara terkesan membual, pun demikian dengan dialog di dalam novel. Kita mampu menilai orang dari cara dia berbicara, pun demikian dengan tokoh yang berperan di dalam novel juga mampu dinilai dari cara dia berbicara.

------
Disusun dan disunting oleh : Jofyan Derirendra.
Dipublikasikan : Hend Jobers
Hendy Jobers, seorang Pak RT di grup Facebook kepenulisan: "Ingin Menjadi Penulis. Namun, Enggan Menulis."

Posting Komentar

© Kepenulisan.com. Hak cipta. Developed by Jago Desain