Amanat adalah salah satu unsur penting dalam sebuah novel yang luput dari perhatian penulis pemula. Amanat bukan sekadar pesan moral yang disisipkan pengarang, melainkan makna yang tumbuh dari keseluruhan cerita.
Studi dari mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia pada 2020 memaparkan bahwa amanat membantu pembaca terhubung secara emosional dengan cerita. Bahkan studi lain menyebutkan bahwa pembaca remaja lebih mudah menangkap nilai-nilai kehidupan jika amanat cerita sesuai dengan realitas sosial mereka atau related.
Para ahli pun punya pandangan menarik soal ini, misalnya Burhan Nurgiyantoro menyebut amanat sebagai bagian dari struktur naratif yang membentuk makna, sementara Budi Darma menyebutnya sebagai ...
napas ideologis karya sastra.
Artinya, amanat bukan cuma pelengkap cerita, tapi justru jadi bagian penting yang membuat cerita terasa hidup dan bermakna.
Amanat adalah ...
Kalau dicari arti kata amanat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, maknanya cukup beragam; mulai dari pesan, perintah, sampai sesuatu yang dititipkan untuk dijalankan.
Dalam konteks karya sastra, khususnya novel, amanat lebih merujuk pada pesan atau nilai yang ingin disampaikan pengarang lewat cerita, hal ini berdasarkan dari jurnal penelitian Universitas Negeri Malang pada 2021, yang menjelaskan bahwa amanat dalam fiksi adalah bentuk komunikasi tidak langsung antara pengarang dan pembaca, yang biasanya disampaikan melalui tokoh, konflik, dan penyelesaian cerita.
Nah, di sini letak bedanya amanat dalam sastra dan amanat secara literal. Kalau amanat literal disampaikan secara langsung, seperti instruksi atau pesan tertulis, sedangkan amanat dalam novel sering kali muncul secara tersirat atau pembaca perlu “membaca cerita” untuk menangkap pesannya.
Pandangan di atas didukung juga oleh Sapardi Djoko Damono yang pernah menyebut bahwa
amanat sastra adalah cerminan nilai moral, sosial, dan bahkan filosofis yang diyakini atau ingin disampaikan oleh pengarang.
Jadi, amanat bukan cuma pesan-pesan saja, lebih dari itu, fungsi amanat bisa menjadi pandangan hidup yang mendalam dan reflektif terhadap realitas.
Fungsi Amanat dalam Novel.
Dalam sebuah cerita, amanat punya peran yang jauh lebih besar dari sekadar “pesan moral di akhir cerita”. Justru, bisa menjadi bagian penting dalam struktur naratif; ibarat benang merah yang menyatukan tokoh, alur, dan konflik.
Kajian dari jurnal yang diterbitkan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro 2022 menyebutkan bahwa amanat yang kuat dapat membantu pembaca memahami arah cerita, sekaligus memperjelas sikap pengarang terhadap tema yang diangkat.
Selain itu, amanat juga berperan dalam memperkuat karakterisasi. Tokoh-tokoh dalam novel sering kali menjadi “penyampai” nilai tertentu, baik melalui pilihan tindakan, dialog, maupun pergolakan batin.
Menurut pendapat Nurgiyantoro, amanat sering kali bersembunyi dalam keputusan tokoh utama, misalnya pada apa yang si tokoh pilih, lawan, atau perjuangkan; hal-hal ini mencerminkan pandangan hidup yang lebih luas.
Tak kalah penting, amanat menjadi alat bagi pengarang untuk menyampaikan pesan tanpa harus berkhotbah. Dengan amanat yang dirangkai halus melalui cerita, pesan justru bisa terasa lebih dalam dan membekas.
Bahkan, studi dari Universitas Airlangga (2020) menunjukkan bahwa pembaca lebih terhubung secara emosional dengan cerita jika pesan disampaikan secara implisit, bukan secara langsung. Jadi, amanat juga ikut menentukan apakah cerita akan dikenang pembaca hanya sebagai hiburan, atau sebagai pengalaman batin yang menggerakkan.
Jenis-Jenis Amanat dalam Karya Fiksi.
Dalam karya fiksi, amanat bisa hadir dalam berbagai bentuk. Ada yang disampaikan secara langsung, ada pula yang tersembunyi di balik lapisan cerita.
- Amanat tersurat biasanya muncul dalam narasi atau dialog yang jelas, seolah pengarang ingin pembaca langsung menangkap pesannya.
- Sementara itu, amanat tersirat lebih halus dan membutuhkan interpretasi; pembaca perlu menyimak alur, konflik, hingga pilihan tokoh untuk memahami nilai yang ingin disampaikan.
Menurut penelitian yang dimuat dalam Jurnal Kajian Sastra Universitas Negeri Yogyakarta (2021), amanat tersirat cenderung lebih efektif dalam membangun keterlibatan emosional pembaca karena tidak menggurui.
Ada pula yang disebut:
- Amanat moral, yang menyoroti benar dan salah,
- Amanat sosial yang menggambarkan ketimpangan atau solidaritas,
- Amanat politik yang menyuarakan kritik terhadap kekuasaan, hingga
- Amanat eksistensial yang mengajak pembaca merenungi makna hidup.
Setiap jenis amanat ini memengaruhi gaya penceritaan. Misalnya, novel dengan amanat eksistensial sering menonjolkan monolog batin, sementara cerita dengan amanat sosial lebih fokus pada dinamika antar tokoh dan latar belakang masyarakat.
Sebagai contoh ...
- Dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, amanat sosial dan pendidikan tersampaikan melalui perjuangan tokoh-tokohnya menghadapi keterbatasan hidup di desa terpencil.
- Sedangkan dalam The Old Man and the Sea karya Ernest Hemingway, amanat eksistensial hadir lewat perjuangan batin tokoh utama melawan kesunyian, usia, dan rasa kalah.
Kedua contoh tersebut menunjukkan bahwa amanat bukan hanya “isi pesan”, tapi juga menentukan bagaimana cerita dituturkan dan dirasakan oleh pembaca.
Cara Mengidentifikasi Amanat dalam Novel
Mengidentifikasi amanat dalam novel memang tak selalu mudah, apalagi jika pesan cerita disampaikan secara tersirat. Namun, ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan, baik dari sudut pandang pembaca maupun penulis.
- Bagi pembaca, salah satu tips yang paling mendasar dengan memperhatikan apa yang berubah dalam diri tokoh utama: keputusan besar apa yang mereka ambil, pelajaran hidup apa yang dia alami?
- Sementara itu, dari sudut pandang penulis, amanat bisa ditarik dari mengapa cerita ini harus ditulis; apa nilai, kritik, atau pertanyaan yang ingin disampaikan melalui plot dan tokoh?
Menurut hasil studi dari Universitas Negeri Semarang pada 2020, amanat sangat erat kaitannya dengan unsur konflik, tokoh, dan alur. Amanat sering kali muncul saat tokoh dihadapkan pada konflik yang memaksa si tokoh membuat pilihan penting. Pilihan itulah yang kemudian membuka pesan utama cerita; baik tentang kejujuran, keteguhan, ketidakadilan, maupun hal-hal filosofis yang lebih dalam.
Sebagai contoh...
- Dalam novel Perahu Kertas karya Dee Lestari, amanat tentang keberanian menjadi diri sendiri dan pentingnya mengikuti kata hati muncul dari perjalanan tokoh Kugy yang menolak jalan hidup “normal” demi tetap menulis.
- Sementara dalam novel To Kill a Mockingbird karya Harper Lee, amanat tentang keadilan dan empati terlihat dari perjuangan Atticus Finch membela pria kulit hitam yang dituduh bersalah, meski ia tahu sistem hukum tak berpihak.
Akan tetapi, tidak jarang pembaca keliru dalam menangkap amanat.
Salah satu kesalahan umum adalah menganggap amanat sebagai pesan tempel di akhir cerita, padahal amanat seharusnya dibaca dari keseluruhan pengalaman naratif, bukan sekadar dari satu paragraf penutup.
Kesalahan lain adalah membatasi amanat hanya pada pesan moral, padahal amanat bisa berupa kritik sosial, ironi, atau pertanyaan terbuka yang tidak memberi jawaban pasti.
Peran Amanat dalam Membangun Nilai Otentik Karya Sastra.
Amanat berperan sebagai nilai otentik dari sebuah karya tulis karena mampu memberi warna khas yang membuat satu cerita berbeda dari yang lain, meskipun temanya sama.
Menurut jurnal sastra dari Universitas Sanata Dharma (2021), amanat berperan penting dalam membentuk orisinalitas karena muncul dari cara pandang pengarang yang personal terhadap realitas. Dengan kata lain, amanat bukan hanya pesan yang ingin disampaikan, tapi juga cerminan dari bagaimana seorang pengarang memaknai kehidupan, nilai, dan konflik yang dihadirkan dalam cerita.
Pandangan ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Umar Kayam, sastrawan dan budayawan Indonesia, yang menyebut bahwa
... setiap pengarang adalah “penyaksi zamannya”, dan amanat adalah cara para penulis merekam sekaligus merespons realitas itu.
Maka, ketika pengarang jujur terhadap pandangan hidupnya, amanat yang muncul akan terasa lebih otentik dan menggugah.
Sebagai ilustrasi, bandingkan dua novel bertema keluarga: Ayah karya Andrea Hirata dan The Road karya Cormac McCarthy.
Keduanya sama-sama menceritakan hubungan ayah dan anak, tapi amanat yang dibawa sangat berbeda.
- Ayah menekankan harapan, mimpi, dan pentingnya pendidikan sebagai jalan perubahan sosial.
- Sementara The Road menggambarkan ketabahan dan cinta tanpa syarat dalam dunia pasca-apokaliptik yang suram.
Dari sini terlihat bahwa amanat bukan sekadar apa yang diceritakan, tapi bagaimana dan untuk apa cerita itu dituturkan; inilah yang memberi karya sastra nilai otentik dan jadi pembeda dari cerita lain.
Amanat dan Unsur Intrinsik Novel: Saling Berkait dan Menguatkan
Dalam sebuah novel, amanat justru tumbuh dan menguat melalui unsur-unsur intrinsik lain seperti tema, tokoh, latar, dan sudut pandang.
Sebuah jurnal dari Universitas Negeri Jakarta (2020), menjelaskan bahwa amanat biasanya muncul sebagai “hasil akhir” dari interaksi antara unsur-unsur intrinsik novel; semacam simpulan nilai yang dibentuk oleh konflik, perubahan tokoh, dan perjalanan alur cerita.
Misalnya, tema tentang ketidakadilan sosial bisa menghasilkan amanat tentang pentingnya keberanian melawan penindasan, yang muncul melalui tokoh yang tertindas, latar masyarakat yang timpang, dan sudut pandang orang pertama yang membawa pembaca lebih dekat ke pengalaman personal si tokoh.
Ilustrasi sederhananya begini: dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka, amanat tentang benturan nilai cinta dan tradisi lahir dari tokoh Zainuddin dan Hayati, latar budaya Minangkabau yang kental, serta alur tragis yang menggambarkan tekanan sosial. Tanpa semua unsur itu, pesan cerita mungkin tak akan terasa sekuat dan sedalam itu.
Dengan kata lain, amanat berkembang bersama jalannya cerita dan bukan sekadar ditentukan di awal, tapi dibangun secara bertahap lewat struktur cerita itu sendiri.
Bagaimana Cara Menulis Novel dengan Amanat yang Kuat? Sebuah Panduan untuk Penulis.
Bagi banyak penulis, pertanyaan “perlu nggak sih menentukan amanat sebelum mulai menulis?” sering muncul di awal proses kreatif.
Jawabannya: bisa iya, bisa juga nanti.
Beberapa penulis memilih merumuskan amanat sejak awal sebagai fondasi arah cerita, agar setiap elemen yang hendak ditulis tetap konsisten dan terarah. Tapi menurut pengalaman Sapardi Djoko Damono dalam berbagai wawancaranya, amanat juga bisa muncul secara alami seiring cerita berkembang.
Hal terpenting adalah: saat revisi, penulis tetap sadar akan apa yang ingin disampaikan, baik secara tersurat maupun tersirat.
Tantangannya adalah bagaimana menyisipkan amanat tanpa membuat cerita terasa menggurui.
Menurut sastrawan dan editor senior Edi AH Iyubenu,
“pembaca zaman sekarang lebih tertarik pada kisah yang membuat mereka merenung, bukan dikuliahi.”
Maka, cara paling efektif adalah menunjukkan, bukan memberitahu.
Biarkan tokoh mengalami konflik, membuat keputusan, dan tumbuh, dari situlah amanat akan muncul dengan lebih organik dan menyentuh.
Sebagai latihan sederhana, cobalah mulai dari satu ide cerita, lalu tanyakan pada diri sendiri: Apa yang ingin saya sampaikan dari cerita ini?
Misalnya, jika ide ceritamu tentang seorang remaja yang ditinggal orang tuanya, kamu bisa menuliskan beberapa kemungkinan amanat: pentingnya ketabahan, kekuatan harapan, atau kritik terhadap sistem sosial yang tak mendukung anak-anak yatim.
Dari sana, kamu bisa membangun tokoh, konflik, dan latar yang menyatu dengan pesan tersebut, tanpa harus menyebutkan amanat secara gamblang.
Penutup: Amanat sebagai Nafas Karya Sastra.
Pada akhirnya, amanat bukan sekadar pesan yang menutup cerita, tapi justru menjadi napas yang menghidupkan karya sastra dari dalam.
Amanat menyatu dengan tema, tokoh, konflik, dan alur, mengalir bersama cerita, lalu meninggalkan jejak dalam benak pembaca.
Seperti yang dikemukakan banyak ahli, amanat adalah unsur intrinsik yang bukan hanya menyampaikan nilai, tetapi juga memperlihatkan sikap, harapan, dan kegelisahan pengarang terhadap dunia ke dalam tulisan.
Di tengah arus cerita yang semakin beragam dan kompleks, amanat tetap menjadi jembatan penting antara pengarang dan pembaca. Amanat membawa warisan nilai; entah itu moral, sosial, filosofis, atau emosional, yang bisa bertahan jauh setelah buku ditutup.
Maka dari itu, penting bagi kita sebagai pembaca untuk membaca lebih dalam, tidak sekadar mengikuti alur, tetapi juga menangkap makna yang terselip di balik cerita. Di lain sisi, bagi penulis, menyusun amanat dengan jujur dan halus bukan hanya soal teknik, tetapi soal keberanian menyuarakan sesuatu yang diyakini.
Karena sejatinya, setiap cerita yang baik tak hanya ingin diceritakan tapi juga ingin didengarkan, dimaknai, dan diwariskan.
“Apa amanat paling membekas dari novel yang pernah kamu baca? Yuk, bagikan di kolom komentar!”
Referensi:
- Detik (2022, Oktober 17). Amanat adalah: Apa itu, jenis dan contohnya.
- Detik (2023, Mei 9). Unsur intrinsik dan ekstrinsik novel lengkap dengan contohnya.
- Narasi TV. (2023, Januari 20). Unsur intrinsik novel: Penjelasan dan contohnya.
- Brain Academy. (2021, Juni 10). Ciri, struktur, unsur, dan kebahasaan novel.
- Tirto.id. (2021, Juli 13). Apa itu amanat dalam cerpen, novel, pantun: Penjelasan & contoh.
- Maxmanroe. (n.d.). Pengertian amanat: Arti, fungsi, ciri-ciri & contohnya.
- Scribd. (n.d.). Pengertian amanat menurut para ahli.
- Universitas Pasundan. (n.d.). Bab II: Landasan Teori [PDF]. Repository UNPAS.
- Jurnal Literasi Universitas Galuh. (2022). Analisis unsur intrinsik cerita rakyat.
- Institut Agama Islam Negeri Parepare. (2021). Struktur dan unsur intrinsik dalam novel remaja.
- Berikut adalah penyusunan daftar pustaka tersebut dalam format APA (7th edition):
- Damono, S. D. (2015). Sastra lisan dan amanat naratif. Obor Indonesia.
- Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. (2018). Nilai amanat sebagai alat pendidikan karakter dalam sastra Indonesia. FIB UGM.
- Iyubenu, E. A. H. (2018). Menulis untuk menggerakkan. Diva Press.
- Kayam, U. (2003). Sastra, politik, dan budaya. Pustaka Sinar Harapan.
- Lestari, A., & Nurgiyantoro, B. (2021). Pemahaman amanat novel oleh remaja berdasarkan latar sosial. Jurnal Ilmu Sastra, 9(1), 33–45.
- Nurgiyantoro, B. (2010). Teori pengkajian fiksi. Gadjah Mada University Press.
- Universitas Airlangga. (2020). Keterhubungan emosional pembaca dengan amanat yang tersirat. Fakultas Ilmu Budaya.
- Universitas Diponegoro. (2022). Struktur naratif dan penanaman nilai melalui amanat dalam novel remaja. Jurnal Bahasa dan Sastra.
- Universitas Negeri Jakarta. (2020). Peran unsur intrinsik dalam pembentukan amanat cerita. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
- Universitas Negeri Malang. (2021). Amanat dalam novel: Perspektif naratif dan psikologis pembaca. Program Studi Sastra Indonesia.
- Universitas Negeri Yogyakarta. (2021). Kajian perbandingan amanat tersirat dan tersurat dalam cerita anak dan dewasa. Fakultas Bahasa dan Seni.
- Universitas Pendidikan Indonesia. (2020). Peran amanat dalam keterlibatan emosional pembaca. Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra. (Studi internal, tidak dipublikasikan luas).
- Universitas Sanata Dharma. (2021). Originalitas amanat dalam novel kontemporer Indonesia. Jurnal Sastra dan Humaniora.