Pernah dengar ungkapan “sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit”? Nah, itu adalah salah satu contoh peribahasa. Kamu mungkin sering mendengar peribahasa dari guru, orang tua, atau membaca di buku pelajaran. Tapi, tahukah kamu kenapa peribahasa penting?
Dalam artikel ini, saya akan membahas apa itu peribahasa, apa saja manfaat peribahasa, dan kenapa kamu perlu tahu serta menggunakannya di era serba digital seperti sekarang ini.
Mari memulainya dari pemahaman…
Apa itu Peribahasa?
Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang susunannya tetap, dan biasanya mengandung makna khusus, bukan arti sebenarnya. Artinya, kamu harus memahami makna tersembunyi di balik kata-katanya.
Ciri-ciri peribahasa:
- Disusun dengan kata-kata yang indah dan singkat
- Mengandung makna atau pesan tertentu
- Tidak bisa diubah susunannya sembarangan
Contoh peribahasa:
“Bagai air di daun talas” → artinya orang yang tidak punya pendirian.
“Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian” → artinya bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian.
Manfaat Peribahasa dalam Kehidupan Sehari-hari
Peribahasa bukan cuma buat pelajaran di sekolah, lho. Banyak manfaat yang bisa kamu dapatkan:
- Memberi Nasihat Tanpa Menyakiti Hati. Misalnya, daripada bilang "kamu malas", lebih halus kalau kita bilang, “Bagai pungguk merindukan bulan.” Pesannya tetap sampai, tapi lebih sopan.
- Membuat Percakapan Jadi Lebih Menarik. Menggunakan peribahasa bikin kamu terdengar lebih pintar dan kreatif. Apalagi kalau kamu suka menulis atau berpidato!
- Mengajarkan Nilai Kehidupan. Banyak peribahasa yang mengandung pesan moral, seperti tentang kejujuran, kerja keras, dan kesabaran.
Peribahasa dalam Dunia Pendidikan dan Pembentukan Karakter.
Di sekolah, peribahasa sering digunakan dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Tapi, manfaatnya lebih dari sekadar pelajaran.
Manfaat pribadi:
- Membantu kamu berpikir kritis karena harus memahami makna tersirat.
- Mengajarkan sikap baik seperti rendah hati, tekun, dan menghargai orang lain.
- Memperluas kosakata dan memperkaya cara kamu berbicara.
Contoh peribahasa
“Rajin pangkal pandai” → artinya kalau rajin belajar, kamu akan jadi pintar.
“Seperti katak dalam tempurung” → orang yang pikirannya sempit dan tidak mau tahu hal baru
Peribahasa sebagai Warisan Budaya dan Kearifan Lokal
Tahukah kamu? Peribahasa adalah bagian dari budaya Indonesia yang sangat kaya. Setiap daerah punya peribahasa sendiri, misalnya dari Jawa, Sunda, Batak, atau Bugis.
Peribahasa menunjukkan cara berpikir, nilai, dan kebijaksanaan orang zaman dulu. Kalau kita terus mempelajari dan menggunakannya, kita ikut menjaga budaya bangsa
Contoh peribahasa daerah:
“Alon-alon asal kelakon” (Jawa) → pelan-pelan asal selesai.
“Tak lapuk dek hujan, tak lekang dek panas” (Melayu) → sesuatu yang tak berubah walau waktu berlalu
Apakah Peribahasa Masih Relevan di Era Digital?
Di zaman sekarang, orang lebih sering pakai singkatan dan bahasa gaul. Tapi bukan berarti peribahasa sudah ketinggalan zaman!
Banyak konten kreator bahkan penulis yang menggunakan peribahasa di media sosial dengan cara lucu dan menarik. Peribahasa bisa jadi bagian dari caption IG atau status WA yang keren dan bermakna.
Kalau kamu bisa menggabungkan peribahasa dengan gaya anak muda, kamu ikut membuat peribahasa tetap hidup.
Kesimpulan.
Peribahasa bukan sekadar pelajaran sekolah. Melainkan sebuah cara untuk menyampaikan pesan dengan indah, belajar nilai kehidupan, dan melestarikan budaya bangsa.
Mulai biasakan memakai peribahasa! Bukan hanya bikin kamu terdengar cerdas, tapi juga ikut menjaga warisan nenek moyang kita.
Ingat ya: “Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak paham!” Jika kamu punya sesuatu yang ingin ditanyakan perihal peribahasa, silakan tulis di kolom komentar; kita diskusi di sana bareng-bareng.