Apa itu Diksi? Pengertian, Jenis, dan Perannya dalam Tulisan

Teknik Menulis Lanjutan

Diksi adalah pilihan kata yang digunakan penulis untuk menyampaikan gagasan, emosi, dan makna secara tepat sesuai konteks tulisan dan pembacanya. Dalam praktik menulis, kata bukan sekadar alat komunikasi, melainkan penentu rasa dan arah makna.

Dua tulisan bisa membahas topik yang sama, dengan struktur yang serupa, tetapi terasa sangat berbeda saat dibaca. Perbedaan itu sering kali bukan terletak pada idenya, melainkan pada diksi, bagaimana nuansanya, dan kepada siapa kata itu diarahkan.

Hai, saya Hendy Jobers. Melalui artikel ini saya mengajak kamu memahami diksi bukan hanya urusan kebahasaan, melainkan bagian penting dari keterampilan menulis itu sendiri.

Jadi ...

Apa Itu Diksi dalam Kepenulisan?

Secara sederhana, diksi bukan sekadar soal benar atau salah menurut tata bahasa. Diksi adalah keputusan sadar penulis: kata mana yang paling tepat untuk menyampaikan maksud tertentu kepada pembaca tertentu, dalam situasi tertentu.

Pendapat ahli bahasa, Gorys Keraf mendefinisikan diksi sebagai ketepatan pilihan kata yang sesuai dengan gagasan, situasi, dan nuansa makna yang ingin disampaikan. Definisi ini menegaskan satu hal penting:

Kata bisa benar secara kamus, tetapi tetap keliru secara rasa.

Misalnya, penggunaan kata berpulang dalam berita duka terasa wajar, tetapi akan terasa janggal jika digunakan dalam dialog remaja santai. Di sinilah diksi bekerja; menjembatani makna, konteks, dan audiens.

Mengapa Diksi Penting dipahami Penulis?

Diksi memegang peran besar dalam kualitas sebuah tulisan karena menjadi penentu bagaimana tulisan tersebut dipahami dan dirasakan. Secara praktis, diksi berfungsi untuk:

  • membangun gaya bahasa dan suara penulis
  • menghidupkan karakter dan dialog dalam narasi
  • menentukan nuansa tulisan (formal, akrab, emosional, dingin)
  • membedakan satu penulis dari penulis lainnya

Pembaca yang berpengalaman sering kali bisa mengenali penulis hanya dari pilihan katanya. Asma Nadia dikenal dengan diksi lembut dan reflektif, sementara Tere Liye menggunakan diksi sederhana, konkret, dan langsung. Contoh ini menunjukkan bahwa diksi bukan soal seberapa rumit kosakata yang digunakan, melainkan seberapa konsisten dan tepat kata itu dipilih.

Hubungan Diksi dan Gaya Bahasa

Jika diksi adalah pilihan kata, maka gaya bahasa adalah pola dari pilihan kata tersebut. Gaya bahasa tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan dibangun dari keputusan-keputusan kecil yang berulang dalam memilih kata.

Seorang penulis yang konsisten memilih kata sederhana, aktif, dan konkret akan membentuk gaya yang berbeda dengan penulis yang gemar menggunakan istilah abstrak dan metaforis. Karena itu, membangun gaya menulis sebenarnya dimulai dari kesadaran terhadap diksi, bukan dari majas atau teknik retorika yang rumit.

Jenis-Jenis Diksi yang Umum Digunakan dalam Tulisan

  • Diksi Formal: Digunakan dalam konteks resmi dan akademik. Ciri utamanya adalah bahasa baku, struktur rapi, dan minim ekspresi personal. Contoh penggunaan: laporan penelitian, karya ilmiah, surat resmi.
  • Diksi Informal digunakan dalam tulisan santai seperti blog, cerpen, atau esai populer. Diksinya lebih luwes dan terasa dekat dengan pembaca. Contoh penggunaan: artikel opini, narasi personal, dialog ringan.
  • Diksi Sehari-hari merujuk pada kata-kata yang lazim digunakan dalam percakapan harian. Diksi ini memberi kesan realistis dan natural, terutama dalam narasi dan dialog. Contoh: capek, ngobrol, pulang telat.
  • Diksi Pedantik menggunakan istilah teknis atau kata yang terlalu rumit secara berlebihan, padahal tersedia padanan yang lebih sederhana. Secara makna benar, tetapi sering terasa kaku dan tidak komunikatif. Contoh: fajar menyingsing alih-alih matahari terbit dalam konteks narasi sederhana.
  • Diksi Gaul (Slang). Bahasa khas kelompok tertentu yang bersifat dinamis dan cepat berubah. Efektif untuk konteks zaman dan target pembaca spesifik, tetapi berisiko cepat usang jika tidak dikontrol.
  • Diksi Abstrak mengacu pada ide, konsep, atau emosi yang tidak dapat diamati secara fisik.nContoh: kehilangan, kegagalan, harapan.
  • Diksi Konkret merujuk pada hal yang bisa diamati secara langsung oleh indra. Diksi ini lebih jelas, visual, dan mudah dibayangkan pembaca. Contoh: 50 orang hadir, sebuah apel merah di atas meja.
  • Diksi Puitis menekankan keindahan bunyi dan kedalaman makna. Umum digunakan dalam puisi dan prosa sastra untuk menciptakan efek emosional tertentu.

Dalam praktik kepenulisan, diksi dapat dibedakan berdasarkan konteks, fungsi, dan sifat maknanya.

Ketepatan Diksi Menurut Gorys Keraf

Menurut Gorys Keraf, ketepatan diksi menuntut penulis untuk:

  • memahami nuansa kata yang tampak sinonim,
  • peka terhadap perubahan makna kata,
  • menyesuaikan kata dengan situasi dan pembaca.

Diksi yang tepat membuat tulisan tetap komunikatif tanpa kehilangan nilai estetik maupun kejelasan makna.

Makna dalam Diksi yang Perlu Dipahami Penulis

Dalam tulisan, kata tidak pernah netral. Beberapa konsep makna penting dalam diksi antara lain:

  • Denotatif: makna lugas dan objektif.
  • Konotatif: makna tambahan yang bersifat emosional atau asosiatif.

Pemahaman makna ini membantu penulis menghindari kalimat ambigu dan salah tafsir.

Kesalahan Umum

Beberapa kesalahan yang sering ditemui dalam tulisan antara lain:

  • penggunaan kata yang tidak sesuai dengan target pembaca,
  • gaya bahasa yang tidak konsisten.

Kesalahan ini sering tidak terasa “salah”, tetapi membuat tulisan kehilangan kekuatan dan kejelasan. Kepekaan terhadap diksi tidak muncul secara instan melainkan dilatih melalui kebiasaan, antara lain:

  • membaca berbagai jenis tulisan,
  • menulis ulang kalimat dengan pilihan kata berbeda,
  • membuat bank kata pribadi,
  • mengedit tulisan dengan fokus pada rasa, bukan hanya ejaan.

Semakin sering dilatih, semakin intuitif keputusan diksi yang diambil penulis.

Penutup

Diksi adalah fondasi gaya bahasa. Melalui pilihan kata, penulis membentuk suara, karakter, dan kedalaman tulisannya. Diksi yang baik tidak harus rumit atau terdengar pintar. Yang terpenting, kata tersebut tepat, selaras dengan tujuan tulisan, dan sesuai dengan kebutuhan pembaca.

Hendy Jobers

Hendy Jobers, seorang Pak RT di grup Facebook kepenulisan: "Ingin Menjadi Penulis. Namun, Enggan Menulis."

أحدث أقدم