Cek "pengaturan" yang diterapkan di situs kepenulisan.com dalam tautan berikut: Ketentuan

Diksi itu apa artinya?

Diksi merupakan pemilihan kata yang digunakan untuk mengekspresikan diri melalui kata menjadi ciri khas.

Di dunia kepenulisan, seorang penulis atau author novel memiliki pilihan untuk memilih gaya bahasa yang tepat untuk menyampaikan pesan dalam ceritanya. Gaya bahasa ini disebut diksi. 

Diksi adalah pemilihan kata yang tepat yang digunakan penulis untuk mengekspresikan ide dan menjadi ciri khas si penulis. Diksi sangat penting dalam menentukan ciri khas suatu penulis dan merupakan salah satu hal yang paling banyak dikomentari oleh pembaca.

DIKSI ADALAH GAYA BAHASA

Diksi memungkinkan penulis untuk membedakan diri mereka dari penulis lainnya. Diksi juga menjadi esensi dari setiap genre yang dipilih oleh penulis tersebut. Sebagai contoh, Asma Nadia, seorang penulis yang dikenal dengan karya-karya seperti Catatan Hati Seorang Istri, selalu menampilkan gaya bahasa yang feminim dan berakhlak. 

Banyak dari karya-karya Asma Nadia menjadi panutan bagi muslimah modern karena penyajiannya yang lembut, elegan, dan mewah, serta tepat bagi pembacanya yang terutama adalah muslimah.

Asma Nadia, dikenal sebagai penulis yang sering menggunakan Diksi Informal, seperti;

  • Jika cinta bisa membuat seorang perempuan setia pada satu lelaki, kenapa cinta tidak bisa membuat lelaki bertahan dengan satu perempuan? (Istana Kedua)
  • Ya Rabb... Mohon izinkan hamba untuk selalu mampu mengambil hikmah dari setiap kejadian, betapapun kesedihan membenamkan...
  • Perlu dua orang untuk merayakan cinta dan kesetiaan. Meskipun hanya perlu satu orang, untuk menghancurkan jalinan kasih yang dibangun bertahun-tahun. (Assalamualaikum, Beijing!)

Bandingkan dengan Tere Liye, penulis yang terkenal dengan karyanya; Hafalan Shalat Delisa. Tere Liye lebih banyak menyajikan karya tulis yang terkesan detail dan elegan. Pilihan kata yang disajikan, banyak memaparkan hal-hal yang diulang-ulang, agar memperjelas detail-detail yang ingin disampaikan, misalnya;

  • Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus dimengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahamim pemahaman yang tulus.
  • Daun yang jatuh tak pernak membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.
  • Kebahagiaan adalah kesetiaan.. setia atas indahnya merasa cukup.. setia atas indahnya berbagi.. setia atas indahnya ketulusan berbuat baik.

Definsi Diksi

Diksi adalah gaya bahasa yang digunakan oleh seseorang dalam menyusun kalimat atau menulis teks. Diksi terdiri dari pemilihan kata-kata yang tepat untuk mengekspresikan ide atau pesan yang ingin disampaikan. 

Diksi merupakan salah satu elemen penting dalam kepenulisan yang dapat mempengaruhi cara pembaca memahami teks dan mengambil makna dari apa yang ditulis. Diksi juga dapat menjadi ciri khas penulis yang membedakannya dari penulis lain.

Selain nama pena; sajian gaya bahasa juga memberikan tambahan perspektif. Nah, di bawah ini ada 8 Definisi Sajian Kata yang sering digunakan sebagai diksi.

1. Diksi Formal

Diksi formal adalah gaya bahasa yang digunakan dalam situasi formal atau resmi, seperti dalam presentasi atau pidato, surat resmi, atau teks akademik. Diksi formal biasanya terdiri dari kata-kata yang lebih sopan, formal, dan bahasa yang lebih kaku. 

Diksi formal biasanya juga menghindari penggunaan bahasa slang atau kata-kata yang tidak sopan. Diksi formal dapat membantu memberikan kesan yang lebih serius dan kredibel pada teks yang ditulis. Namun, terlalu banyak penggunaan diksi formal dapat membuat teks terlihat kaku dan tidak nyaman dibaca.

Diksi Formal banyak menuntut aturan tata bahasa dan struktur kalimat. Diksi Formal banyak ditemukan di Bahasa Hukum, Dokumen Kitab dan Karya Ilmiah. Contoh katanya;

  • Fragmentasi
  • Analogi
  • Delegasi
  • Anatomi
  • Vonis

2. Diksi Informal

Diksi informal adalah gaya bahasa yang digunakan dalam situasi tidak formal, seperti dalam percakapan sehari-hari atau dalam teks yang ditujukan untuk audiens yang lebih santai. 

Diksi informal biasanya terdiri dari kata-kata yang lebih santai dan mudah dicerna, serta menggunakan bahasa yang lebih alami. Diksi informal biasanya juga menggunakan penggunaan bahasa slang atau kata-kata yang tidak sopan. 

Diksi informal dapat membantu memberikan kesan yang lebih santai dan ramah pada teks yang ditulis. Namun, terlalu banyak penggunaan diksi informal dapat membuat teks terlihat tidak profesional dan tidak serius.

Diksi informal lebih bersifat percakapan dan sering digunakan dalam literatur naratif. Bahasanya lebih sering digunakan sehari-hari yang mewakili bagaimana orang berkomunikasi dalam kehidupan nyata. Diksi Informal memberikan kebebasan kepada penulis untuk menggambarkan karakter yang lebih realistis.

3. Diksi Pedantic

Diksi pedantic adalah gaya bahasa yang digunakan oleh seseorang yang menunjukkan kelebihan pengetahuan atau ketertarikan terhadap hal-hal yang teknis atau akademik. Diksi pedantic biasanya terdiri dari kata-kata yang lebih rumit dan sulit dipahami oleh orang awam, serta penggunaan bahasa yang lebih kaku dan teknis. 

Diksi pedantic sering digunakan oleh orang yang ingin menunjukkan bahwa mereka memiliki pengetahuan yang lebih luas dibanding orang lain, atau untuk menjelaskan sesuatu dengan lebih detail. Namun, terlalu banyak penggunaan diksi pedantic dapat membuat teks terlihat tidak ramah bagi pembaca dan tidak mudah dicerna.

4. Kata Sehari-hari.

Diksi sehari-hari adalah gaya bahasa yang digunakan dalam situasi yang santai dan tidak formal, seperti dalam percakapan sehari-hari atau dalam teks yang ditujukan untuk audiens yang lebih santai. 

Diksi sehari-hari biasanya terdiri dari kata-kata yang mudah dipahami dan santai, serta menggunakan bahasa yang alami dan umum digunakan dalam percakapan sehari-hari. Diksi sehari-hari dapat membantu memberikan kesan yang lebih santai dan ramah pada teks yang ditulis. Namun, terlalu banyak penggunaan diksi sehari-hari dapat membuat teks terlihat tidak profesional dan tidak serius.

Ungkapan sehari-hari yang bersifat informal, umumnya mewakili wilayah atau waktu tertentu. "Silakan", "Aktifitas", "Sekedar", "Praktek", adalah contoh ungkapan sehari-hari, yang bila dituliskan akan berbeda dari yang diucapkan.

Bahasa sehari-hari yang dijadikan diksi akan menambah warna dan realisme pada tulisan. Tentunya di setiap wilayah memiliki kata yang menjadi ucapan tapi tidak diucapkan di wilayah lain. Pun demikian dengan ungkapan yang mewakili 'waktu', seperti di jaman milenial, kata "Kuy," dan beberapa akronim, seperti "Mager", menjadi penunjuk waktu era millenial.

5. Diksi Gaul atau Bahasa Slang

Diksi gaul atau bahasa slang biasanya terdiri dari kata-kata yang tidak sopan, kasar, atau tidak umum digunakan dalam bahasa resmi. Diksi gaul atau bahasa slang biasanya digunakan oleh orang-orang muda atau oleh orang-orang yang ingin memberikan kesan santai dan tidak terlalu serius.

Diksi Gaul atau Bahasa Slang biasanya berasal dari budaya atau subkelompok tertentu namun berhasil mendapatkan daya tarik. Slang dapat berupa kata baru, kata yang disingkat atau dimodifikasi, atau kata-kata yang memiliki arti baru.

Contoh-contoh kata slang yang meledak akhir-akhir ini dari kaum Zeeber,  sekelompok makhluk paduan antara Anak Dunia Maya (ADM) dan Anak Meme (Yimyam) di Internet;

  • Tercyduk = Terciduk
  • Tydack = Tidak
  • Zeyeng = Sayang
  • Klean = Kalian
  • dll, ini agak menjijikkan, sumpah.

6. Diksi Abstrak

Diksi abstrak adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menggambarkan konsep-konsep yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata yang lebih konkret atau dengan menggunakan contoh-contoh yang lebih spesifik.

Diksi abstrak biasanya terdiri dari kata-kata yang lebih umum dan tidak terikat pada contoh-contoh konkret, seperti "keadilan," "kebebasan," atau "kebenaran." Diksi abstrak dapat membantu penulis menggambarkan konsep-konsep yang sulit dijelaskan dengan kata-kata yang lebih spesifik.

Diksi Abstak digunakan ketika seorang penulis menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan sesuatu yang tidak berwujud, seperti ide atau emosi. Ungkapan-ungkapan abstrak sering kekurangan detail secara fisik dan spesifik, karena merupakan hal-hal yang tidak dapat dialami pembaca melalui panca indera mereka, seperti:

  • Banyak tamu undangan yang hadir malam ini. [[ kata 'banyak' tidak menggambarkan jumlah yang spesifik ]]
  • Buah apel itu besar sekali. [[ kata 'besar sekali' tidak menggambarkan ukuran secara konkret ]]

7. Diksi Konkret

Diksi konkret adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menggambarkan konsep-konsep dengan menggunakan kata-kata yang lebih spesifik atau dengan menggunakan contoh-contoh yang lebih konkret. 

Diksi konkret biasanya terdiri dari kata-kata yang lebih spesifik dan terikat pada contoh-contoh konkret, seperti "meja," "kursi," atau "pensil." Diksi konkret dapat membantu penulis menggambarkan konsep-konsep dengan lebih jelas dan spesifik. 

Diksi konkret adalah penggunaan kata-kata yang memiliki makna harfiah dan sering merujuk pada hal-hal yang dapat dirasakan indera.

Makna yang digunakan sangat spesifik dan rinci dalam frasa. Misalnya, kalimat:

  • "Tamu undangan yang hadir sebanyak 50 orang".
  • "Saya makan apel." memiliki makna; seseorang sedang memakan buah apel.

8. Diksi Puitis

Diksi puitis banyak mengandung kata-kata liris yang berhubungan dengan tema spesifik yang tercermin dalam puisi, dan menciptakan bunyi merdu, atau harmonis. Diksi puitis adalah sebutan untuk bahasa yang digunakan dalam kalimat atau paragraf yang mengandung arti yang dalam atau filosofis. 

Diksi puitis biasanya digunakan dalam puisi, cerpen, atau prosa untuk memberikan kesan yang mendalam pada pembaca atau pendengar. 

Diksi puitis sering dianggap lebih formal dan lebih sulit dipahami dibandingkan dengan bahasa yang digunakan sehari-hari. Namun, diksi puitis juga dapat memberikan efek yang kuat dan memiliki kemampuan untuk menggambarkan ide atau perasaan secara lebih tepat dan mendalam.

Diksi puitis biasanya melibatkan penggunaan bahasa deskriptif, kadang-kadang diatur menjadi irama atau sajak.

Syarat Menggunakan Diksi

Nah, ada banyak jenis diksi yang ada digunakan dalam karya tulis. Namun, dalam menerapkannya; ada syarat-syarat yang menjadi acuan. Menurut  Dr. Gorys Keraf, seorang ahli bahasa Indonesia asal Nusa Tenggara Timur dalam bukunya bertajuk "Diksi dan Gaya Bahasa".


Syarat Penggunaan dan Ketepatan Menggunakan Diksi, Ada 10 Hal:

  • Dapat membedakan secara cermat makna denotasi dan konotasi.
  • Bisa membedakan kata ber-sinonim.
  • Dapat membedakan kata-kata yang memiliki ejaan yang mirip (homofon)
  • Menghindari kata-kata yang diciptakan sendiri.
  • Mewaspadai kata-kata yang memiliki akhiran kata asing, misalnya '-ed', '-es/-s', '-er' atau '-ing'
  • Menggunaan kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara 'idiomatis'.
  • Dapat membedakan kata umum dan kata khusus
  • Menggunakan kata-kata yang menunjukan persepsi khusus menggunakan indera.
  • Memerhatikan perubahan makna di kata yang digunakan.
  • Jelih memilih kata yang dipilih.

Makna-Makna Diksi

Diksi adalah pilihan kata yang digunakan dalam sebuah teks atau percakapan. Diksi dapat mencakup berbagai macam kata, termasuk kata yang biasa digunakan dalam bahasa sehari-hari, kata yang lebih spesifik atau khusus, atau bahkan kata yang jarang digunakan.

Pilihan diksi yang tepat dapat membantu meningkatkan efektivitas komunikasi, meningkatkan kekuatan persuasi, dan memperkuat makna dari apa yang sedang disampaikan. Pilihan diksi yang tidak tepat dapat mengakibatkan komunikasi yang tidak efektif atau bahkan membingungkan.

Diksi juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti latar belakang, pendidikan, dan kebiasaan penggunaan bahasa. Pilihan diksi yang tepat dapat membantu mengkomunikasikan maksud dengan lebih jelas dan memperkuat makna dari apa yang disampaikan.

1. Makna Denotasi

Denotasi merupakan kata yang didasarkan atas penunjukan lugas pada sesuatu yang didasarkan atas konvensi tertentu dan bersifat objektif atau mengacu pada hal yang sebenarnya, contoh kalimat Denotasi;

  • Ada lima belas buah apel di dalam keranjang.
  • Motor Yamaha NMax berkecepatan 120 km/jam.

2. Makna Konotasi

Konotasi merupakan kata yang memiliki  arti, rasa dan emosi juga kesan tertentu yang ditimbulkan karena kata tambahan setelah kata penjelas. Singkatnya, konotasi menampilkan kata yang memiliki makna bias atau mengacu pada hal yang tidak sebenarnya, contoh kalimat Konotasi;

  • --> Ada banyak apel di tumpukan keranjang.
  • --> Motor Yamaha NMax berkecepatan kencang.

3. Makna Asing

Makna ini merupakan kata yang masih dipertahankan dan belum mendapatkan perubahan kata ke dalam bahasa Indonesia.

Karena nyaris setiap tahun selalu ada penyerapan bahasa asing, jadi sulit menentukan contohnya. Namun akan disatukan di contoh makna berikutnya.

4. Makna Serapan

Nah, satu ini merupakan kata yang telah mendapatkan perubahan dari kata asing ke dalam bahasa Indonesia.

Contohnya;

  • Daring (Dalam Jaringan) : Online
  • Energi : Energy
  • Aktivitas : Activision
  • Gawai : Gadget

5. Makna Sinonim dan Antonim

Mudahnya, sinonim merupakan persamaan kata atau kata yang memiliki makna yang mirip. Sedangkan antonim merupakan perlawanan kata atau kata yang memiliki makna yang berlawanan.

Contoh kata Sinonim dan Antonim;

  • Aku = Saya, Beta, Awak, Ana, >< Kau/ Kamu.
  • Ejek = Ledek, Cemooh, Cibir, Hina >< Puji/Memuji.
  • Kawan = Teman, Sobat, Rekan >< Musuh/Lawan.

Contoh kalimat Sinonim dan Antonim;

  • Aku tidak menyukai Kamu yang menyukai dia.
  • Ejekan jangan membuatmu jatuh, Pujian pula jangan membuatmu terbang.
  • Kawan dekatmu bisasaja menjadi Lawan terberatmu, karena dia tahu banyak tentangmu.

6. Makna Homonim, Homofon dan Homograf

Homonim merupakan kata yang memiliki pengucapan dan ejaan yang sama namun memiliki makna yang berbeda, bila pengucapannya sama; disebut Homofon tetapi apabila ejaannya yang sama; disebut Homograf.

Contoh kata & kalimat Homonim;

  • Bisa (Dapat, Racun) Hati-hati dengan bisa ular, karena bisa mematikan orang.
  • Hak (Tapak Sepatu, Milik) Setiap wanita memiliki hak untuk dapat menggunakan sepatu hak tinggi.
  • Selang (Waktu Saluran air) Pemadam kebakaran berlarian membawa selang air, selang beberapa detik setelah api mulai berkobar.

Contoh kata & kalimat Homofon;

  • ➲ Syarat & Sarat - Syarat yang dibentuk sangat sarat makna. Sebab dibentuk atas tujuan adat masyarakat.
  • ➲ Massa dan Masa- Massa demonstrain menuntut perpanjangan masa tinggal di perumahan negara.
  • ➲ Rok dan Rock - Redina, perempuan ber-rok pendek itu menyukai aliran musik rock.

Contoh kata & kalimat Homograf;

  • ➲ Apel- Pacarku meng-apel-i-ku malam ini, dia membawa sekantung buah apel.
  • ➲ Tahu - Anak-anak harus tahu kalau tahu itu merupakan makanan yang sehat.
  • ➲ Memerah - Peternak memerah susu sapi, hal itu membuat dada sapi memerah.

7. Makna Polisemi

Polisemi merupakan kata yang memiliki makna lebih dari satu, hal ini disebabkan karena pergeseran pemakaian dan pengkhususan penggunaan di lingkungan sosial serta pengaruh budaya asing juga pengaruh homofon.

Contohnya;

  • - Mata yang memiliki arti indera penglihat dan lubang kecil.
  • - Muka yang memiliki arti wajah dan bagian depan.
  • - Medan & Padang yang memiliki arti nama kota dan tanah yang lapang.
  • - Mata paman tak henti-hentinya memerhatikan mata pancing yang dilemparnya.
  • - Bagian muka kereta api menyerupai muka manusia.
  • - Medan perang di kota Medan sudah seperti padang rumput di kota Padang.

8. Makna Hipernim dan Hiponim

Hipernim dan Hiponim saling berhubungan satu sama lain. Hiponim merupakan kata yang memiliki makna tercakup di dalam kata yang bersifat umum. 

Kata yang bersifat umum ini disebut sebagai Hipernim. Singkatnya, Hipernim merupakan kategori dan anggota dari kategori itu disebut Hiponim.

Contoh;
  • Hipernim : Sepeda Motor
  • Hiponim  : Yamaha, Honda, Kawasaki, Suzuki

- ... sepeda motor di Indonesia, lebih banyak bermerk Yamaha, Honda, Kawasai dan Suzuki. Sebagian besar masyarakat Sumatra menyebut sepeda motor dengan sebutan Honda dan di Medan disebut kereta yang notabanenya kereta itu merujuk ke kendaraan yang ditarik.

  • Hipernim : Pasta Gigi
  • Hiponim  : Pepsodent, Odol, Ciptadent, Close-Up

- Orang Indonesia gemar menyikat gigi menggunakan pasta gigi bermerk pepsodent, tapi kalangan milenial lebih menyukai close-up. Dari semua merk yang ada, tetap saja pasta gigi disebut odol, yang merupakan nama produk dari pasta gigi.

Fungsi Makna Menurut Ahli Linguistik 

Di sisi lain, ada 13 Makna dan 13 Fungsi Makna yang dipaparkan oleh Abdul Chaer seorang ahli Linguistik Indonesia asal Jakarta, dalam bukunya yang bertajuk 'Linguistik Umum' terbitan tahun 1994.

"Makna sebuah kata atau sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu berdiri sendiri." -- Abdul Chaer, 1994:60.

Linguistik merupakan ilmu tentang bahasa. Menurut Ahli Linguistik Indonesia, Abdul Chaer. Makna Diksi itu terbagi atas beberapa kelompok.

1. Makna Leksikal

Leksikal merupakan makna yang sesuai dengan objek dan dapat dirasakan alat indera atau makna yang sungguh-sungguh nyata.

 Contohnya;

  • Kecoa
  • Lalat
  • Tikus

Berlesikal, binatang yang kotor sebab hidup di tempat yang jorok, sehingga dapat menimbulkan penyakit.

2. Makna Gramatikal

Gramatikal digunakan untuk menunjukkan banyak makna atau makna jamak karena pengulangan kata.

Contohnya;

Buku, yang mengartikan 'sebuah buku', namun buku-buku memiliki makna gramatikal 'banyak buku'.

Tidak semua kata yang diulang memiliki makna jamak, terkadang pengulangan kata justru dapat mengubah arti-nya.

Seperti;

  • - 'hati' dengan 'hati-hati'.
  • - 'buru' dengan 'buru-buru'

3. Makna Referensial dan Non-referensial

Referensi merupakan kata benda yang ditujukan dalam kalimat, perbedaannya hanya 'ada' atau 'tidak ada' referensi di dalam kalimat.

Contohnya;

  • Kata bermakna referensial ; Lemari, Baju, Celana
  • Kata bermakna non-referensial ; Karena, Sebab, Namun

4. Makna Denotatif

Seperti penjelasan Denotasi sebelumnya, denotatif memiliki makna yang sebenarnya.

Contohnya;

  • - Kurus; makna denotatifnya, keadaan tubuh yang lebih kecil dari ukuran tubuh normal.
  • - Tua; makna denotatifnya, sudah tidak muda lagi.

5. Makna Konotatif

Makna konotatif merupakan penambahan makna denotatif yang berhubungan dengan rasa, keadaan, orang atau kelompok orang yang menggunakannya.

Contohnya;

  • - Kurus; kata yang memiliki makna negatif berupa cibiran, hinaan dan nilai buruk.

Contoh kalimat;

  • "Sudah miskin! Kurus kering! Suamimu tidak memberikan nafkah?"
  • "Kami menolak argumennya, sebab kurus informasi!"

Sedangkan;

  • -Ramping; bersinonim dengan kata kurus. Namun, memiliki makna positif sebab orang-orang akan senang apabila disebut ramping ketimbang kurus.

6. Makna Konseptual

Makna satu ini dimiliki oleh kata atau frasa di luar definisi penjelasan kamus atau disebut lema.

Contohnya;

  • Singa yang berkonseptual; binatang buas berkaki empat yang dijuluki 'Sang Raja Hutan'
  • Ikan Kembung yang berkonseptual; nama seekor ikan, bukan ikan yang menggembung.

7. Makna Asosiatif

Merupakan makna yang bertaut dalam ingatan yang memiliki hubungan berbeda makna dari makna yang ada di dalam kamus.

Contohnya;

  • - Singa, berasosiasi; kekuatan, kekuasaan dan kebesaran.
  • - Putih, berasosiasi; suci, bersih dan beriman.
  • - Merah, berasosiasi; perjuangan, semangat dan keberanian.
  • - Banteng, berasosiasi; kuat, tangguh dan berani.

8. Makna Kata

Secara sinkronis tidak mengubah makna, tetapi karena berbagai faktor dalam kehidupan menjadi bersifat umum. Makna Kata itu akan menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat. 

Contoh;

  • - Kata 'tahanan', bermakna orang yang ditahan, tapi bisa juga hasil perbuatan menahan.
  • - Kata 'air', bermakna air yang berada di sumur, di gelas, di bak mandi, atau air hujan.

9. Makna Istilah

Memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan kepastian tersebut karena istilah itu hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan tertentu. 

Contohnya;

  • Kata 'tahanan' di atas masih bersifat umum. Tetapi di bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan karena sesuatu perkara.
  • Kata 'meja hijau' yang bersifat umum, merupakan kata yang menjelaskan 'meja berwarna hijau'. Tetapi di bidang hukum, kata 'meja hijau' memiliki makna pengadilan.

10. Makna Idiom

Makna Idiom, merupakan satuan-satuan bahasa (ada berupa kata, frasa, mau pun kalimat) yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna Leksikal, baik unsur-unsurnya maupun makna Gramatikal satuan-satuan tersebut. 

 Contohnya;

  • Kata "ketakutan", "kesedihan", "keberanian", dan "kebimbangan" memiliki makna hal yang disebut makna dasar.
  • Kata "rumah kayu" bermakna, rumah yang terbuat dari kayu.

11. Makna Peribahasa

Makna tersebut, bersifat membandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga disebut dengan 'perumpamaan'. 

 Contoh;

  • - Bagai,
  • - Bak,
  • - Laksana, dan
  • - Umpama

Kata-kata di atas lazim digunakan dalam peribahasa.

12. Makna Kias

Makna Kias adalah kata, frasa dan kalimat yang tidak merujuk pada arti sebenarnya. 

 Contohnya;

  • - 'Putri malam' bermakna bulan.
  • - 'Raja siang' bermakna matahari.

13. Makna Lugas

Makna Lugas merupakan kebalikan dari Makna Kias. Makna Lugas adalah makna dari sebuah frasa dan kalimat yang tidak menimbulkan tafsir ganda. 

Contohnya;

  • - Kata 'makan' dalam kalimat, "Adik sedang makan roti,"
  • - Frasa 'tangan kanan' dalam kalimat, "Tangan kanannya patah saat kecelakaan, kemarin."

Contoh dari Makna Lugas benar-benar menyampaikan makna dari kalimat yang ditulis, tidak memiliki makna lain selain makna dari setiap kata yang telah tertulis.

 Penutup :

  • Diksi merupakan hal yang dapat membuat, meciptakan karakter penulis dalam menceritakan kisahnya. Dari diksi juga seorang penulis/pengarang mendapatkan gaya bahasa yang mempertahankan ciri khas dari penulis yang satu dengan yang lainnya.
  • Menurut Gorys Keraf, Ahli Bahasa Indonesia, diksi terbagi dua; [1.] Pilihan kata yang digunakan untuk menyampaikan gagasan, ungkapan yang tepat dan gaya penyampaian sesuai situasi. [2.] Kemampuan membedakan nuansa dari gagasan yang disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk sesuai situasi, nilai rasa yang dimiliki, pendengar dan pembaca.
  • Abdul Chaer seorang ahli Linguistik Indonesia memaparkan 13 Makna dan Fungsi Makna.
  • Hubert Emmanuel Harimurti Kridalaksana Martanegara merupakan seorang Pakar Ahli Bahasa Indonesia.
  • A. Widyamartaya merupakan seorang ahli Seni Bahasa Indonesia.
  • Diksi menjadi ciri khas dan pembeda antara penulis yang satu, dengan yang lainnya.
Hendy Jobers, seorang Pak RT di grup Facebook kepenulisan: "Ingin Menjadi Penulis. Namun, Enggan Menulis."
© Kepenulisan.com. Hak cipta. Developed by Jago Desain