Cek "pengaturan" yang diterapkan di situs kepenulisan.com dalam tautan berikut: Ketentuan

5 Tips Menulis Novel ala Suzanne Collins. Penulis Best Seller tema Battle Royale

Tips menulis ala Suzanne Collins. Penulis yang novel trilogi The Hunger Games yang menjadi fenomena baru dan Best-Seller di New York.

Suzanne Collins merupakan seorang novelis berkebangsaan Amerika Serikat. Karya tulisnya mengusung tema Battle Royale, bergenre Science Fiction (Fiksi Ilmiah) dengan target pembaca young adult berjudul ...

The Hunger Games

... yang disajikan ke dalam trilogi dan telah berhasil masuk sebagai tulisan terlaris di dunia; juga telah berhasil menjadi suatu fenomena baru.

Menceritakan kehidupan masyarakat dan tradisi sekali setahun di negara bernama Panem, yang berada di suasana pasca apocalypse.

Ceritanya menggambarkan ibu kota metropolis; Capitol dan dua belas, serta satu distrik yang hilang karena dibumihanguskan oleh bom nuklir.

Pemerintahan berkuasa selalu menindas kawasan yang ada di sekitar ibu kota. Semua wilayah yang ditindas, harus mendistribusi pasokan makanan dan energi untuk keberlangsungan.

Capitol Logo.

Novel “The Hunger Games”

Penindasan paling keji yang dilakukan pemerintah, dirangkai ke sebuah acara tahunan yang akan ini disiarkan langsung di saluran televisi nasional.

Perayaan yang dilaksanakan satu kali setiap satu tahun sekali ini lah yang disebut Hunger Games.

Pesta yang sengaja diselenggarakan bertujuan memperingati hukuman Panem terhadap pemberontakan di seluruh daratan negeri yang pernah terjadi di masa silam.

Setiap tahunnya, sepasang muda-mudi akan dipilih melalui sistem undian. Di hari penuaian peringatan ke-74 permainan ini diadakan. Katniss Everdeen si protagonis pun mewakili Distrik-12.

Terpilihnya Katniss dikarenakan ia secara sukarela menunjuk dirinya sebagai 'Volunteer' —relawan— menggantikan adiknya; Primrose yang terpilih di hari penuaian

Primrose dan Katniss

Film Hunger Games

Setelah berhasil menjadi karya tulis fenomena baru dan Best-Seller; rumah produksi Lionsgate mengajak Collins sebagai penulis naskah untuk film Trilogi Hunger Games.

Novel karangan Suzanne Collins dinilai memiliki pengenalan dan pengembangan konflik juga karakter yang apik. Bahkan di filmnya pun, setiap tokoh yang berperan juga memiliki pengembangan karakter yang sama.

Saat sesi wawancara pada 2010. Collins menyampaikan bahwa tulisannya menunjukkan permasalahan yang lumrah terjadi di Amerika.

Seperti:

    • Kemiskinan, Kelaparan dan Penindasan.
    • Perjuangan Mempertahankan Diri.
    • Pemberontakan Melawan Pemerintah.

Sementara itu; majalah Entertainment Weekly yang sudah terbit sejak 16 Februari 1990; fokus membahas Film, Musik, Buu, Program Televisi dan Kebudayaan Populer memberikan pendapat tentang novel ini: 

Hunger Games merupakan bentuk sindiran keras terhadap program Reality Show di Televisi,” diwakili Darren Franich.

Darren menilai bahwa salah satu tokoh desainer baju Katniss merupakan bentuk gambaran Kontestan Program Televisi Amerika yang fokus ke persaingan desain.

Darren menuturkan bahwa Cinna adalah seorang Desainer, "...(yang) memanfaatkan busana Katniss untuk mengekspresikan ide-ide berbahaya."

Mengaminkan pendapat Franich dalam majalah Entertainment Weekly; Collins memberikan tanggapan yang menjelaskan bahwa novel yang dia tulis memang terinspirasi dari acara reality show.

Collins pernah melihat acara Reality Show yang ditayangkan dengan menerapkan konsep merebutkan hadiah berlomba bersama seluruh peserta yang bermain.

Dia juga menuturkan bahwa ketika mengganti saluran televisi-nya. Collins melihat laporan berita tentang Invasi Amerika ke Irak. Hal ini yang mengekspresikan kekejian negara kepada kawasan lain.

Darren Franich.

Kedua program televisi tersebut, terus mengusik pikiran Collins saat itu. Mitologi Yunani; Gladiator pun menjadi insipirasi dasar sebagai Outline novel The Hunger Games.

Mengusung konsep 'Battle Royale' yang rada mirip dengan 'Gladiator'.

Belakangan ini memang sedang marak Developer dan Publisher Game Online menerbitkan permainan yang mengusung tema 'Battle Royale'. Seperti;

• Player Unknown Battle Ground (PUBG)
• Garena : Free Fire.
• Fornite.

PUBG Wallpaper

Collins menuturkan bahwa dirinya sama sekali tidak terinspirasi dari Novel bertajuk 'Battle Royale' asal Jepang yang dirilis sebelas tahun sebelum novel perdananya diterbitkan di Amerika.

Collins juga berpendapat bahwa apa yang ditulisnya, seluruhnya mewakili hal-hal yang dia rasakan.

Nah, sebab ditulis oleh apa yang Collins rasakan.

Berikut;

Tips Menulis Novel ala Suzanne Collins.

Pada suatu kesempatan; Suzanne Collins diundang ke sebuah acara Talk show di televisi Amerika Serikat. Dalam acara tersebut; Collins memberikan tips menulis 

1. Tentukan Target Pembaca Terlebih Dulu!

Memahami target pembaca di awal dapat membantu memudahkan proses menulis, karena melibatkan hadirnya si pembaca ke karya yang sedang ditulis. Keterlibatan pembaca, memberikan perbedaan yang mencolok ke dalam:

- Gaya,
- Narasi, dan
- Kosa kata,

2. Selalu Ingat! Siapa Pembacanya.

Begitu kamu memutuskan untuk siapa karya itu ditulis. Hal itu, membuatmu menjadi lebih mementingkan diri agar dapat menampilkan karya itu ke 'pembaca-nya'.

Jangan pernah kehilangan tujuan, "Untuk siapa kamu menulis novel?".

3. Tulis Hal yang Kamu Rasakan.

Menulis melibatkan banyak kerja keras dan kedisiplinan. Hal ini akan menjadi mudah apabila kamu mulai menulis tentang hal-hal yang kamu sukai.

Kamu harus menikmati proses penulisan itu.

Hunger Games dalam penggambaran latar belakang Katniss Everdeen, melibatkan rasa kehilangan Collins terhadap Ayahnya saat itu, bertugas di Vietnam.

Bagian kematian adalah bagian yang paling berat Collins rasakan. Namun, Collins tetap mengahadirkannya sebab bagian itu merupakan bagian yang dibutuhkan cerita.

Hal yang paling senang dirasakan Collins, ialah bagian saat Katniss mengingat masa lalu.

4. Melamun, juga Bagian Produktif!

Sesekali, biarkan pikiranmu keluar dari proses menulis sejenak, karena juga merupakan hal yang sebenarnya menghasilkan sesuatu. Sebab ide sering muncul saat sedang tidak melakukan apa-apa dan hanya berfokus pada pikiran (mengkhayal).

Terlihat tidak produktif, tetapi pemikiran dan gagasan ini memperbaiki tulisan itu dan berkontribusi pada keberhasilan.

5. Amati Bentuk Cerita Lainnya.

Mengamati bentuk cerita lainnya seperti televisi dan film bisa memberi ide untuk menulis. Proses pengamatan itu, bisa kamu gunakan saat kamu sedang terjebak dalam mode 'Writer Block'.

Seperti yang sudah tertulis di atas. Collins mendapatkan ide cerita saat dirinya sedang menonton televisi.

Mudah melihat bahwa narasi yang diadaptasi Suzanne Collins ke dalam tulisannya, berasal dari televisi yang telah membuatnya ingin menampilkan adaptasi dari televisi ke seri bukunya.

Penutup :

Seperti yang sudah dituturkan di atas. Collins lebih mengajak para penulis untuk fokus ke target, sebagaimana dunia peperangan memang harus tetap fokus ke target.

Collins juga mengajak para penulis untuk paham dengan mengamati unsur intrinsik novel dan bagian entristiknya.

Jadi, semua tergantung dari pilihanmu. Apakah kamu masih ingin berperang tanpa persiapan atau mempersiapkan terlebih dahulu sebelum terjun ke arena.

Hendy Jobers, seorang Pak RT di grup Facebook kepenulisan: "Ingin Menjadi Penulis. Namun, Enggan Menulis."

إرسال تعليق

© Kepenulisan.com. Hak cipta. Developed by Jago Desain