Novel yang ditulis oleh kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence berdasarkan algoritma Machine Learning saat ini sedang menjadi perbincangan hangat di kalangan penulis dan author novel.
Sebenarnya, Artificial Intelligence yang menulis novel bukan suatu hal yang baru. Namun, topik ini kembali mencuak setelah hasil ilustrasi yang diciptakan AI mulai menyenggol grup-grup kepenulisan di facebook.
Beberapa waktu belakangan, banyak author yang memanfaatkan ilustrasi AI untuk kepentingan novel platform mereka. Entah itu untuk visual cast atau sekadar pelengkap agar terkesan novel visual.
Dengan hadirnya Artificial Intelligence, akankah dapat menggantikan eksistensi penulis?
Bisakah Kecerdasan Buatan Menulis Novel?
Novel AI menjadi salah satu Artificial Intelligence yang menawarkan fitur menulis novel dengan kecerdasan buatan. Tapi sayangnya, fitur yang mereka tawarkan tidak gratis.
Novel yang ditulis AI pertama di dunia diterbitkan di Rusia pada tahun 2008 berjudul "True Love" yang diterbitkan oleh penerbit SPb Rusia.
Menurut St. Petersburg Times, "Novel setebal 320 halaman ini merupakan variasi dari novel Rusia "Anna Karenina" karya Leo Tolstoy yang ditulis tahun 1877, tetapi ditulis dengan gaya penulis Jepang bernama Haruki Murakami."
Novel Buatan AI di Ajang Anugrah Sastra Jepang
Pada tahun 2016 dalam sebuah event anugerah sastra di Jepang bernama Nikkei Hoshi Shinichi, sebuah novel buatan AI berhasil lolos tahap seleksi awal. Novel buatan AI itu berjudul The Day A Computer Writes A Novel (Konpyuta ga shosetsu wo kaku ni).
Menghimpun data dari Digital Trends; sebanyak 11 novel merupakan tulisan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence dari 1.450 karya yang didaftarkan. Walau begitu, The Day A Computer Writes A Novel (Konpyuta ga shosetsu wo kaku ni) belum berhasil menjadi pemenang.
Novel buatan AI itu disusun oleh Hitoshi Matsubara yang merupakan seorang profesor di Future University Hakodate. Matsubara bersama timnya mula-mula menentukan alur cerita, penokohan, juga kosakata yang akan digunakan. Selanjutnya, AI akan secara otomatis menyusun data-data yang dipersiapkan menjadi sebuah novel utuh.
Novel buatan AI itu pun mendapatkan tanggapan dari salah seorang penulis, Satoshi Hase, yang merupakan seorang penulis novel fiksi ilmiah asal Jepang.
Satoshi Hase mengaku terkejut dengan susunan novel buatan AI itu yang begitu baik. “Sayangnya ada beberapa hal yang kurang pas sehingga novel tersebut gagal menjadi pemenang, misalnya terkait pendeskripsian karakter,” ungkapnya.
Novel Artificial Intelligence yang Didanai Google
Google mendanai sebagian dari biaya proyek eksperimen oleh Ross Goodwin, seorang seniman teknologi kreatif. Pada tahun 2017. Novel buatan AI berbasis laptop yang terhubung ke berbagai sensor itu ditulis saat Goodwin berkendara dari New York ke New Orleans, Amerika Serikat. Novel itu diberi judul 1 the Road
Sayangnya, novel ciptaan AI itu masih belum sempurna karena banyak kesalahan ketik dan plot-nya mengarah tak menentu. Namun, seorang pengarang dan wartawan, Brian Merchant, memberikan pendapat, “beberapa kalimat yang mencolok dan mudah diingat.” Baris seperti: "Sepanjang waktu matahari berputar keluar dari tanah yang gelap dan terang."
Ross Goodwin, Eksperimen AI yang menulis novel dalam sebuah perjalanan mengendarai mobil. - Foto by : Digital Dozen |
Novel Robot Terpanjang yang Diterbitkan di Korea Selatan.
Di Korea Selatan, pada akhir Agutus tahun 2021. Penerbit Parambook mengumumkan bahwa novel yang ditulis oleh seorang penulis AI bernama Birampung akan diterbitkan.
Kecerdasan Buatan bernama Birampung itu dikelola oleh Dapumba, sebuah start-up lokal yang berkolaborasi dengan Namaesseum, sebuah perusahaan yang memroses bahasa. Kedua perusahaan ini mengajak seorang penulis dan ahli komputer, Kim Tae-yeon, dalam proyek itu.
Kim Tae-yeon mengarahkan AI agar dapat menulis novel melalui proses pembelajaran mendalam, setelah berhasil menguraikan tema, latar belakang, dan karakter novel.
Parambook selaku penerbit mengeklaim bahwa novel The World from Now On mungkin menjadi novel pertama yang ditulis AI dengan narasi yang tepat.
Novel The World from Now On yang ditulis AI ini menceritakan kisah lima tokoh, yaitu seorang pengusaha, psikiater, astrofisikawan, ahli matematika disabilitas dan biksu Buddha, yang mencoba mencari tahu rahasia keberadaan manusia.
Akankah Artificial Intelligence Bisa Menggantikan Penulis?
Bukan tidak mungkin Artificial Intelligence dapat menggantikan penulis di industri kepenulisan. Mengingat, bahwa sudah banyak AI yang membantu memudahkan proses kehidupan manusia.
Beberapa Blogger dan Copywriter yang juga bagian dari industri kepenulisan sudah merasakan kemudahan AI dalam proses menulis.
Kembali ke novel, para author mungkin saja bisa berkolaborasi dengan AI. Sejatinya, Kecerdasan Buatan tidak akan menggantikan penulis, hanya akan memudahkan saja. Namun, itu tergantung persepsi juga. Bukan tidak mungkin Kecerdasan Buatan mampu menghasilkan novel yang lebih baik.
Pendapat Ahli tentang Artificial Intelligence yang menulis Novel.
Bjorn Schuller, seorang profesor di Imperial College London mengatakan , "Apa yang hebat dari manusia adalah integrasi konteks, dan meminjamkan pemahaman mereka secara keseluruhan tentang dunia dan apa yang terjadi, dalam membuat analisis situasi."
Sederhananya, Bjorn Schuller bilang kalau manusia itu bisa membuat keadaan yang relevan dengan penyesuaian unsur-unsur kehidupan dari pemahaman, pengamatan, dan pengetahuan si penulis yang merasakan.
Dia mengatakan juga, kita belum begitu mengerti dengan pemahaman bahasa alami mesin,“Ketika mereka membaca makalah penelitian, mereka kurang konteks dan kadang-kadang tidak mendapatkan inti dari katakanlah, ironi atau sarkasme, atau nuansa lain yang ada di antara garis.”
Schuller mengatakan, bagaimanapun, bahwa kesenjangan ini perlahan-lahan menjadi kurang dari kesenjangan.
“Kecerdasan emosional akan datang ke permukaan. Dan, pada saat yang sama, mesin dapat mengeksploitasi data besar dan mengeksploitasi segala macam basis data pengetahuan yang tidak dapat disimpan oleh manusia.
Jadi, ketika kita memikirkan mesin dan manusia, mesin tersebut dapat menelusuri semua Wikipedia atau platform serupa. Oleh karena itu, mereka akan memiliki keuntungan yang cukup besar dalam mengeksploitasi lebih banyak informasi.”
Setelah AI menaklukkan keterampilan percakapan, ia kemudian dapat mempelajari keterampilan kreatif. Kemudian kita memasuki ranah AI yang menghasilkan puisi, cerita pendek, dan novel.
Schuller mengatakan setelah titik ini, AI dapat membuat plot. “Ini cukup menggelitik. AI memiliki keunggulan besar dibandingkan penulis manusia, karena bisa sangat baik dalam melacak karakter yang digunakannya dalam fiksinya.”
AI mengingat semua kelemahan potensial yang dapat dengan mudah menemukan jalan mereka ke dalam cerita yang ditulis manusia. “Cerita dapat diperiksa di semua level oleh mesin dengan sangat baik.”
Schuller mengatakan bahwa terlepas dari apa yang mungkin Anda dengar, ini masih di masa depan. - Kepenulisan.com