Aplikasi Baca dan Tulis Novel, KBM App saat ini menghilang dari Google Play Store. Imbasnya, pengguna baru tidak dapat mengunduh—download aplikasi KBM untuk sementara waktu.
Hal ini disebabkan karena permasalahan terkait yang disebabkan oleh salah seorang penulisnya sendiri, yang sudah cukup lama dan sangat banyak menghasilkan karya tulis di platform menulis tersebut.
Masalah Internal jadi Penyebab KBM App hilang dari Google Play Store.
Melansir informasi yang berseliweran dari media sosial Facebook, aplikasi KBM App saat ini menghilang dari Google Play Store karena masalah internal yang timbul karena ulah penulisnya sendiri.
Seorang penulis berinisial RA, dikabarkan telah menjadi penyebab dan menjadi alasan mengapa aplikasi KBM App hilang sehingga tidak dapat di-download untuk sementara waktu.
Dari penjelasan Isa Alamsyah, selaku pemilik Aplikasi KBM App menjelaskan kasus ini bermula dari komplain pihak platform Dreame, yang mengklaim bahwa ada salah satu karya yang telah dikontrak ekslusif di platform tersebut dipublikasikan juga di KBM App.
Pihak KBM telah menanggapi komplain tersebut, dan meminta bukti-bukti terkait kontrak ekslusif dari karya yang dipublikasikan oleh RA di Dreame dan KBM.
Baca Juga: Innovel - Dreame: Aplikasi Baca Novel dan Platform Menulis yang Menghasilkan Uang
Dengan kata lain, RA telah melanggar kontrak eksklusif di Dreame, tapi malah mempublikasikan karya berkontrak tersebut di KBM App, sehingga menimbulkan dugaan bahwa KBM App telah menayangkan karya plagiarisme; padahal penulisnya sendiri yang melakukan itu.ni
Solusi Alternatif:
Aplikasi KBM hanya hilang di Google Play Store—saya juga memeriksa Mi GetApps, ternyata juga tidak ada. Namun, bagi kamu yang sudah install aplikasi-nya, masih bisa diakses tapi tidak bisa melakukan pembaruan.
Pihak pengelola KBM App memberikan tanggapan, bahwa untuk saat ini pihaknya sedang mengajukan banding dan pertimbangan, dan selagi menunggu, Aplikasi KBM App dapat di-unduh di Samsung Galaxy Store dan Amazon.
Klarifikasi RA Sebagai Penyebab KBM App Hilang dari Google Play Store.
Saya mendapatkan kesempatan membaca kronologi dari kasus ini, dari RA-nya langsung—kebetulan saya tahu akun ini, karena dia pernah jadi Moderator di Grup Meme dan Shitposting Kepenulisan Facebook: “Ingin Menjadi Penulis. Namun, Enggan Menulis” selama setahun.
Dari apa yang dijelaskan oleh RA. Awalnya, dia menghentikan menulis cerita di aplikasi Dreame karena tidak sesuai dengan perjanjian, ekspektasi, bonus penandatanganan, membantu promosi dan menaikkan cerita. Kemudian, memilih untuk mempublikasikan karya yang sudah memiliki kontrak itu ke KBM.
RA mengakui bahwa dia lalai karena tidak memahami isi kontrak eksklusif, dan abai akan hal itu. Di lain sisi, RA lebih fokus pada pendapatan yang lebih jelas karena menganggap dirinya bukan penulis pemula dan sudah banyak karya yang ditulisnya.
Kini, di Facebook; orang-orang ramai-ramai menghujani akunnya dengan komentar hujatan dan cacian personal.
Kesimpulan
Tidak ada yang membayangkan bahwa tindakan melanggar kontrak eksklusif di platform lain, dan cross-publishing karya meskipun milik sendiri dapat menjadi penyebab yang berdampak untuk platform menulis novel lainnya.
Dari sini kita dapat memahami satu hal penting, bahwa setiap penulis yang berkarya di industri kepenulisan 4.0, khususnya yang aktif menghasilkan karya tulis siber sastra mestinya peduli dengan isi kontrak yang diberlakukan suatu platform; karena hal ini merupakan dasar dari literasi digital.
Bahkan, jika karya kamu dipublikasikan di Wattpad yang notabene gratis dibaca dan tidak memiliki kontrak, apabila karya kamu itu menandatangani kontrak di platform yang lain; kamu harus meng-unpublish karya itu dari Wattpad.
Baca Juga: Program Menulis di Wattpad yang Menghasilkan Uang.
Pahami, pertimbangkan, dan pikirkan terlebih dahulu. Karena ketika menandatangani kontrak, itu berarti karya tulis sudah memiliki lisensi dan hak cipta.