Kalau kamu baru mulai nulis cerita fiksi, jangan bingung memilih: mending nulis cerpen atau flash fiction? Keduanya sama-sama pendek, sama-sama enak dibuat latian menulis, dan sama-sama sering muncul di media sosial, blog, sampai buku antologi.
Tapi tunggu dulu.
Walau sama-sama singkat, cerpen dan flash fiction itu punya gaya yang beda.
Baca Juga: Microfiction dan One Shot Fiction.
Nah, di artikel ini, saya akan bahas perbedaan keduanya dan ngasih tahu: mana yang lebih asyik buat latihan menulis?
Sebagai permulaan, mari memahaminya dulu.
Apa Itu Cerpen?
Cerpen alias cerita pendek adalah cerita fiksi dengan panjang sekitar 1.000–7.500 kata.
Cerpen biasanya fokus ke satu konflik utama, dengan satu atau dua tokoh penting, dan latar yang tidak terlalu luas. Meskipun pendek, cerpen tetap punya struktur cerita yang lengkap: ada awal, tengah, dan akhir.
Apa saja contoh cerpen yang enak dibaca untuk referensi? Karya-karya A.A. Navis, Seno Gumira Ajidarma, sampai cerpen mingguan di Kompas.
Biasanya, cerpen memberi ruang untuk “bernapas” sebagai penulis: kamu bisa mengeksplor karakter, suasana, dan konflik lebih dalam.
Kemudian…
Apa Itu Flash Fiction?
Flash fiction, atau fiksimini, merupakan cerita yang lebih pendek lagi. Panjangnya biasanya di bawah 1.000 kata, kadang cuma 300 kata, bahkan 100 kata (drabble) atau 6 kata aja!
Ceritanya padat, langsung ke inti, dan sering kali mengandalkan ide mengejutkan atau momen emosional yang tajam.
Flash fiction bukan tentang menjelaskan banyak hal, tapi menyuguhkan satu potongan cerita yang bisa langsung menggigit.
Contoh legendaris:
“For sale: baby shoes, never worn.”
Enam kata, menurut Wikipedia; teks ini merupakan flash fiction paling ekstrim, yang paling singkat.
Sekarang, mari membandingkannya…
Cerpen vs Flash Fiction: Perbandingan
Meski sama-sama termasuk cerita pendek, cerpen dan flash fiction punya banyak perbedaan dalam struktur, panjang, dan gaya penyampaian.
Dari segi panjang, cerpen biasanya berkisar antara 1.000 hingga 7.500 kata; yang dapat memberi ruang untuk mengembangkan karakter, membangun suasana, dan menjalin alur yang utuh.
Sementara flash fiction jauh lebih ringkas, biasanya di bawah 1.000 kata. Bahkan, ada yang hanya 300 kata, 100 kata (drabble), atau hanya 6 kata!
Untuk alur cerita, cerpen memungkinkan kamu menulis dengan struktur klasik: ada pengenalan, konflik, klimaks, hingga resolusi.
Sebaliknya, flash fiction sering kali hanya menampilkan satu momen penting, satu ide mengejutkan, atau satu perasaan yang langsung mengena—tanpa perlu penjelasan panjang.
Dalam hal karakter, cerpen memberi ruang untuk memperkenalkan tokoh lebih dari satu dan memperlihatkan perkembangan emosi mereka.
Sementara flash fiction biasanya hanya menampilkan satu tokoh atau satu sudut pandang saja, tanpa banyak latar belakang.
Gaya penulisan pun berbeda. Cerpen cenderung naratif dan bisa deskriptif, sementara flash fiction sangat padat, ekonomis, dan sering mengandalkan efek kejutan atau kesan mendalam.
Waktu baca cerpen bisa memakan waktu 5–15 menit, tergantung panjangnya. Flash fiction lebih instan, bisa dibaca dalam waktu kurang dari 5 menit—cocok untuk platform cepat seperti media sosial.
Platform publikasinya juga berbeda. Cerpen banyak ditemukan di media cetak, blog pribadi, atau antologi digital. Sementara flash fiction populer di Instagram, Threads, Twitter, atau dalam tantangan menulis seperti menulis harian.
Cerpen & Flash Fiction di Era Digital
Keduanya makin relevan hari ini sebagai karya sastra siber. Cerpen bisa diunggah di blog pribadi, Medium, atau dikirim ke media online.
Seperti apa yang ada di blog pinterpedia.com, dalam web ini kamu bisa baca cerpen gratis.
Flash fiction? Cocok banget untuk media sosial seperti Instagram, Threads, Twitter, atau bahkan jadi konten harian di story!
Keduanya bisa ngasah kemampuan menulis-mu, dan ngasih kesempatan buatmu berkarya di industri kepenulisan 4.0
Banyak komunitas penulis juga bikin challenge seperti "100 kata sehari" atau "tulis cerpen 3 paragraf" sebagai ajang latihan bareng.
Kini tiba di pertanyaan inti.
Mana yang Asyik Buat Latihan Menulis?
Jelas, jawabannya tentu saja Dua-duanya! Tapi kamu bisa mulai dari yang paling cocok dengan gaya menulis:
- Kalau kamu suka bercerita panjang-pendek, suka dialog, dan suka eksplor karakter, cerpen bisa jadi tempat belajar struktur dan teknik menulis fiksi yang lebih dalam.
- Kalau kamu suka tantangan menulis singkat tapi tetap menyentuh, flash fiction sangat cocok buat mengasah ketepatan diksi, ide tajam, dan kejelian membangun efek dalam waktu singkat.
- Flash fiction juga cocok buat kamu yang sering kehabisan waktu menulis. Seratus kata pun bisa jadi ladang kreativitas!
Latihan Menulis Cerpen & Flash di Era Digital
- Nulis cerpen di blog pribadi, Medium, atau ikut lomba cerpen daring.
- Nulis flash fiction di Instagram, Threads, atau Twitter dengan hashtag komunitas menulis.
- Banyak komunitas juga bikin challenge kayak: #FlashFictionFriday atau #CerpenSepekan
Penutup:
Cerpen dan flash fiction itu kayak dua saudara pendek yang sama-sama tajam, tapi beda gaya.
Nggak perlu milih salah satu. Justru, menjelajahi dua-duanya bisa bantu kamu jadi penulis yang lebih fleksibel dan kreatif.
Cerpen dan flash fiction bukan saingan.
Keduanya ibarat dua gaya bercerita yang berbeda, tapi sama-sama powerful kalau digunakan dengan tepat.
Kamu nggak harus memilih salah satu kok. Justru, cobain dua-duanya biar kamu tahu mana yang paling cocok dengan ritme sendiri.
Kalau cerpen itu seperti lari jarak menengah, flash fiction itu seperti sprint. Sama-sama butuh teknik dan fokus, tapi dengan tempo yang beda.
Flash fiction bisa jadi pemanasan sebelum nulis cerpen. Cerpen bisa jadi latihan sebelum nulis novel. Jadi, jangan takut buat eksplor—karena setiap kata pendek bisa menjadi landasan ke cerita besar berikutnya.
Selamat menulis, dan selamat bersenang-senang di dunia fiksi mini!