Cek "pengaturan" yang diterapkan di situs kepenulisan.com dalam tautan berikut: Ketentuan

Kerangka Cerita: Premis, Logline, Plot Line, dan Outline.

Apa saja yang harus dipersiapkan sebelum menulis novel? Tentu saja, menyusun kerangka cerita:

Kerangka Cerita

Apa yang harus dipersiapkan sebelum menulis novel? Tentu saja, menyusun kerangka cerita; yang di dalamnya mengandung Premis, Logline, Plot-line atau Struktur Cerita dan Outline.

Menjadi seorang penulis tentu saja tidak hanya membutuhkan bakat dan kemampuan menulis yang baik, tetapi juga memerlukan perencanaan yang matang agar dapat mengembangkan cerita yang menarik.

Salah satu cara untuk melakukan perencanaan yang baik adalah dengan menyusun kerangka cerita terlebih dahulu.

Mengapa Penulis Novel Harus Memiliki Kerangka Cerita?

Kerangka cerita membantu penulis untuk dapat mengembangkan cerita yang lebih terstruktur dan terorganisir, sehingga membuat proses menulis menjadi lebih mudah. 

Hal ini juga membantu kamu sebagai penulis lebih menghemat waktu karena telah memiliki "rencana menulis" ketika proses penulisan.

Dengan kerangka cerita, berarti kamu sebagai penulis telah memiliki pondasi cerita; sehingga kamu bisa menyesuaikan diri dengan aktivitas kamu. Kerangka Cerita ini juga dapat dimanifestasikan sebagai niat dan minat menulis novel.

Baca Juga: Panduan Menulis Novel untuk Pemula

Kerangka Cerita itu, merupakan salah satu cara memulai menulis novel yang dalam prosesnya membuat kamu mampu mempersiapkan dasar-dasar cerita. Karena, dasar cerita ini lah yang nantinya akan menjadi bahan utama novel yang hendak kamu tulis.

Seperti yang harus kamu ketahui, dasar cerita yang harus dipersiapkan sebagai bahan utama menulis novel itu disebut sebagai unsur-unsur novel, yang meliputi:

  1. Tema
  2. Tokoh dan Penokohan
  3. Alur
  4. Gaya Bahasa
  5. Setting atau Latar Cerita
  6. Sudut Pandang atau POV
  7. Amanat

Bahan dasar cerita tersebutlah yang harus kamu persiapkan menjadi kerangka cerita. Jika kamu pernah mendengar pepatah yang berbunyi, "Sedia Payung Sebelum Hujan", maka pepatah itu ada benarnya.

Saat proses menyiapkan kerangka cerita, kamu akan me-riset, mencari tahu, membaca banyak referensi dan memahami target pembaca.

Lantas...

Bagaimana cara menyusun Kerangka Cerita?

Sebelum mulai menulis novel, kamu perlu mempersiapkan sesuatu yang disebut Kerangka Cerita, biasanya disebut sebagai Kerangka Cerita atau Outline, kadang-kadang ada yang menyebutnya Garis Besar Cerita.

Apapun namanya, Kerangka Cerita bertujuan untuk dapat memudahkan kamu saat proses menulis novel. 

Kerangka Cerita membuat kamu siap, mampu menuang ide-ide yang ada di dalam kepala dengan mengupas dan memahaminya, mendapatkan visual gambaran cerita, dan mengetahui target pembaca yang dituju.


Sesuatu sebaiknya harus direncanakan, tapi jangan hanya jadi wacana saja. 

Kerangka cerita novel yang sering disebut sebagai "Four Step of Writing", meliputi;

  1. Premis
  2. Logline
  3. Poin Plot
  4. Outline.

Nah, artikel ini akan membawa kamu memahami 'Empat Langkah Menulis' agar ide kamu dapat dikembangkan dan kamu pun bisa menyiapkan bahan-bahan dasar yang akan ditulis menjadi novel.


Kerangka Cerita: Premis, Logline, Plot Line, dan Outline.

1. Apa itu Premis?

Premis merupakan kata serapan dari kosakata Bahasa Inggris, yaitu (/premise). Menurut Oxford Dictionary, premise berarti; alasan, dan dasar pemikiran. 

Sedangkan makna premis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti; landasan, asumsi, dan kalimat yang dijadikan dasar kesimpulan di dalam logika.

Menurut penjelasan dari James N. Frey, seorang guru menulis kreatif asal Amerika yang telah menulis buku-buku seputar tips menulis kreatif. Dia menjelaskan, bahwa:

Premis merupakan dasar cerita yang menjadi pernyataan dari inti di dalam cerita. Premis merupakan pondasi awal sebelum mempersiapkan nilai-nilai lainnya dan menjawab semua akibat dari tindakan tokoh di dalam karya tulis.

Tujuan Sebuah Premis?

Tentu saja ada tujuan dari sebuah premis, tidak hanya sekadar 'ditulis' saja. Dari pemahaman yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari premis adalah sebagai dasar kesimpulan dan pikiran.

Baca Juga : Mengatasi Malas Menulis dengan Metode Disiplin Orang Jepang: Kaizen.

Bagaimana Cara Membuat Premis?

Ada beberapa cara membuat premis untuk naskah novel. Di kalangan penulis fiksi, ada tiga hal yang menjadi acuan ketika hendak menyusun premis di awal cerita sebagai Kerangka Cerita:

Berikut adalah tiga acuan yang digunakan penulis fiksi ketika membuat premis cerita.

  1. Protagonis
  2. Pencapaian
  3. Situasi

Contoh Premis:

Dari tiga acuan yang telah dipaparkan di atas, maka kita dapat membuat premis. Sebagai contoh premis, mari melihat contohnya dari novel best seller dan film yang menjadi favorit banyak orang di dunia, Harry Potter:

Harry Potter diberikan kesempatan bersekolah di asrama sihir Hogwart demi menggagalkan kebangkitan penyihir paling jahat di komunitas penyihir, Lord Voldemort.

Contoh premis lain dari novel fiksi distopia, Hunger Games:

Katniss Everdeen menjadi peserta di penyelenggaraan acara tahunan yang menjadi tradisi, dia harus memenangkan permainan agar tetap hidup.

Ada opsi lain yang datang dari penulis naskah film tanah air, seorang komika Indonesia dan seorang sineas, Ernest Prakasa. Dia membagi tips tentang menyusun premis di channel YouTube-nya, dengan membagi ide premis menjadi tiga poin juga;

  • Who - Siapa
  • What - Apa
  • But - Tapi

Contoh premis yang diberikan Ernest Prakasa berasal dari film Cek Toko Sebelah miliknya.

  • Siapa - Juragan sembako
  • Apa - Mau mewariskan toko
  • Tapi - Anaknya lebih mengutamakan karir

Contoh premis yang menggunakan tips menyusun premis ala Ernest Prakasa dari novel fiksi distopian juga, Divergent

  • Siapa - Beatrice Prior.
  • Apa - Mengikuti ujian pendewasaan di kotanya yang akan diklasifikasi menjadi lima faksi menurut karakter masing-masing.
  • Tapi - Beatrice ternyata seorang Divergent istilah untuk orang yang tidak masuk ke dalam lima faksi, karena memiliki banyak macam kepribadian yang menonjol di dalam dirinya.
Kerangka Cerita: Premis, Logline, Plot Line, dan Outline.

2. Apa itu Logline?

Logline dalam Kerangka Cerita adalah satu paragraf atau ringkasan singkat yang sengaja disusun dari pengembangan premis dengan menjabarkan hal-hal yang terjadi dalam sebuah cerita. 

Di dalam logline, harus menampilkan siapa tokohnya dan apa yang menjadi tujuan utamanya di dalam cerita.

Secara sederhana, Logline merupakan ringkasan cerita yang mengandung konflik utama dan menggambarkan keseluruhan isi cerita. Hal ini acap kali membuat logline disamakan seperti sinopsis. 

Padahal tidak!

Logline tidak bisa disamakan dengan Sinopsis karena tujuan dan fungsinya yang berbeda.

Perbedaan Logline dan Sinopsis.

Perbedaan Logline dan Sinopsis dapat dibedakan dari tujuan dan fungsinya di dalam cerita. Logline ditulis dari hasil pengembangan premis, sedangkan Sinopsis tidak harus ditulis dari pengembangan premis.

Tidak hanya itu, logline ditulis dengan tujuan untuk mengembangkan dasar pikiran supaya bisa mendapatkan gambaran dari cerita yang hendak ditulis, sedangkan sinopsis ditulis untuk memberikan ikhtisar cerita ke calon pembaca. 

Tentu dari tujuan ini, ada perbedaan bentuk dan isi yang terkandung di antara logline dan sinopsis. 

Berapa Jumlah Kata dalam Logline?

Tidak ada jumlah maksimal dan minimal ketika menulis logline untuk kepentingan menulis naskah, yang penting, logline harus benar-benar satu paragraf saja dengan jumlah 3 - 4 kalimat dalam satu paragraf.

Logline sebaiknya jangan ditulis terlalu panjang, dan jangan hanya memuat awalan cerita saja. Logline harus mampu 'mengemas' garis besar cerita.

Dalam paragraf logline, kamu bisa menjelaskan: 

  1. Keadaan si tokoh dan tujuan yang ingin diraih.
  2. Motivasi untuk menggapai keinginannya.
  3. Menjelaskan tantangan yang akan dia hadapi.
  4. Menunjukkan bagaimana dia menghadapi tantangan itu.

Contoh Logline:

Katniss Everdeen mencalonkan diri sebagai peserta acara tahunan "Hunger Games" yang diselenggarakan Capitol sebagai tradisi tahunan karena adiknya terpilih sebagai perwakilan peserta perempuan di Distrik 12, tempat tinggalnya. Katniss secara sukarela menjadi peserta relawan untuk menggantikan adiknya yang terpilih, dengan begitu dia harus menang melawan 23 peserta lain jika ingin kembali hidup ke distriknya.

Menyusun Logline dengan Metode Killigator

Metode Killigator dalam proses menyusun logline merupakan metode yang menjawab adiksimba seperti mengulas novel. Saat menyusun logline dengan metode Killigator ini, kamu hanya harus menjabarkan hal-hal berikut menjadi sebuah paragraf:

  1. Siapa - Protagonis/Antagonis
  2. Apa - Masalahnya
  3. Kapan & Di mana - Setting/Latar Cerita
  4. Bagaimana - Konflik
  5. Kenapa - Pencapaiannya

Agar mampu menjawab pertanyaan adiksimba untuk dapat menyusun logline dengan metode Killigator, kamu bisa gunakan formula berikut:

Di dalam (Setting) seorang (Protagonis) memiliki (Masalah / atau sesuatu yang disebabkan antagonis) dan ia harus menghadapi (Konflik) agar mampu mendapatkan (Pencapaian).

Jika menggunakan contoh dari Hunger Games, maka akan menjadi seperti ini:

Pada peringatan Hunger Games ke-74, Katniss Everdeen yang tinggal di distrik 12 harus mengikuti penuaian bersama adiknya Prim yang berusia 17 di tahun. Demi bertahan hidup, Katniss selalu mengambil jatah tambahan yang membuat namanya menjadi lebih banyak di mangkuk penuaian. Ketika penuaian tiba, adiknya Primrose Everdeen tanpa diduga terpilih menjadi peserta yang membuat Katniss langsung mengajukan sukarelawan diri agar dapat menggantikan posisi adiknya. Peeta Mellark mewakili peserta laki-laki dari distrik 12. Akhirnya, Katniss bersama Peeta menuju Capitol dan secara resmi menjadi perwakilan peserta dari distrik 12 di acara tahunan Hunger Games ke-74. Peeta tidak berharap menjadi pemenang dalam kontes Hunger Games, dan lebih memilih memenangkan Katniss di perlombaan ini, hal itu membuat Haymitch pelatih mereka berdua bersama Effie juga Cenna si penata busana yang menjadi anggota tim mereka, menyusun rencana pemenangan untuk mereka berdua dengan sebuah drama percintaan yang disukai warga Capitol untuk mendapatkan sponsor dan atensi.
Kerangka Cerita: Premis, Logline, Plot Line, dan Outline.

3. Apa itu Plot Poin?

Plot point merupakan detail atau perincian peristiwa dan adegan yang berdampak pada kelangsungan alur cerita. Mudahnya, plot point berarti menyusun arah cerita dan menjabarkan adegan yang akan ditulis nantinya. 

Sederhananya, plot point adalah skenario cerita atau struktur cerita.

Fungsi plot poin di awal cerita tentu saja untuk dapat membantu penulis mengembangkan tokoh, menjatuhkan detail-detail cerita dan mengantisipasi hadirnya plot hole di dalam cerita.

Plot poin juga dapat membantu penulis merancang dialog-dialog yang sesuai fungsi. Sehingga dialog yang dihidangkan ke dalam cerita lebih bermakna, berkarakter dan membuat tokoh lebih memiliki peran tanpa pembicaraan hambar penuh omong kosong.


plot poin dalam novel

Dan Wells seorang penulis bergenre horor dan fiksi-ilmiah asal Amerika menganjurkan ke para penulis; ketika menyusun plot poin, fokus ke ending cerita dengan resolusi cerita yang telah dipikirkan matang-matang. 

Kemudian, kembali lagi ke bagian awal cerita dengan poin-poin yang dijabarkan seperti berikut ini.

  • Plot point hook dimaksudkan agar dapat menarik minat pembaca melanjutkan cerita dengan penjelasan situasi setiap karakter dan kondisi latar serta waktu. Semua yang ditulis di awal cerita berperan sebagai pemantik minat pembaca.
  • Plot poin pertama, di sini terjadi pergerakkan alur, menuntun protagonis ke konflik yang akan terjadi. Insiden kecil memiliki efek dan munculnya karakter-karakter lain, akan sering terjadi di dalam poin ini.
  • Pinch meningkatan alur yang membuat protagonis harus berhadapan dengan konflik. Di dalam poin ini, protagonis diberikan tekanan yang membuatnya secara terpaksa harus memilih menghadapi agar dapat menyelesaikan masalah.

  • Midpoint, karakter diperkenalkan dengan konflik yang sebenarnya. Di sini, beberapa karakter lain diperkenalkan ke pembaca, latar cerita mulai berganti dan beberapa insiden mulai mencuat.

  • Pinch kedua, Di peningkatkan yang kedua, agak mengacaukan pikiran dan mental protagonis. Misalnya, kematian,  kegagalan atau munculnya seorang pengkhianat.

  • Plot poin kedua, protagonis telah menemukan kunci dari cara menghadapi konflik dan bagaimana cara mengakhiri konflik yang terjadi. Singkatnya, dalam poin ini si protagonis sudah menyadari segala hal yang telah dihadapinya.

  • Resolusi, konflik berakhir dengan membuat protagonis dan karakter-karakter lain mengalami perkembangan, mereka telah mengalami perubahan dari kondisi awal hingga berada di kondisi akhir. 

Manfaat Plot Poin

Menyusun Plot Point membuat penulis memahami struktur novel. Sebuah novel mengandung enam struktur di antaranya abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda. Struktur novel disusun agar penulis tidak kebingungan dan mampu memahami plot poin atau skenario cerita. 

Dengan memiliki struktur cerita, kamu bisa menulis bagian sesuai babak cerita yang ada di dalam struktur novel. Karena, tidak ada anjuran atau kewajiban yang membuat penulis harus menulis novel secara linear atau segaris.

Kerangka Cerita: Premis, Logline, Plot Line, dan Outline.

4. Apa itu Outline?

Apa itu outline? Pengertian outline secara bahasa bermakna garis besar. Namun, juga merujuk ke makna sebagai kerangka cerita.

Jadi dapat disimpulkan, outline merupakan perencanaan menulis yang meliputi garis besar cerita seperti:

  1. Premis
  2. Logline 
  3. Plot point atau Struktur Cerita
  4. Character Development
  5. World-Building 
  6. Topik dan Tema yang akan ditulis.

Makna lain dari outline adalah rangkaian ide dan detail cerita yang ditulis secara jelas, rinci, logis, terstruktur, terencana dan sistematis.

Manfaat outline tak lain dan tak bukan tentu saja merekatkan partikel-partikel ide dan komponen cerita seperti premis, logline dan plot poin di atas, misalnya:

  • Memberikan gambaran besar sebagai visual bagi penulis
  • Menjaga alur cerita tetap berada sesuai rencana
  • Catatan panduan apabila penulis kehilangan arah, mood atau mengalami writer block

Fungsi Outline

Fungsi outline membantu penulis menjaga tulisan tetap terorganisir dan searah dengan tujuan awal. Sehingga penulis dapat merekatkan ide-idenya supaya tidak renggang atau kewalahan.

Outline juga berfungsi sebagai ringkasan yang menjadi barang bukti bahwa tulisan yang kamu buat merupakan karya original dengan proses pengembangan terstruktur. Hal ini bagus agar dapat menyikapi kasus pelanggaran hak cipta atau plagiarisme yang marak terjadi di kalangan penulis Wattpad.

Jika premis merupakan inti cerita dan logline merupakan dasar cerita, maka outline adalah tulang cerita yang semakin menguatkan pondasi cerita. Selain itu, ketika penulis telah memiliki outline, akan memudahkan penulis menghindari writer's block dan bisa mengerjakan part-part sesuai perencanaan.

Singkatnya, outline merupakan skenario yang dapat membantu penulis menyelesaikan bagian-bagian yang sudah digaris besarkan dan diprioritaskan.

Cara Menyusun Outline

Bentuk outline tidak semerta-merta berupa tulisan esai, bisa juga berupa peta, dokumen atau halaman yang dihiasi dengan goresan dan coretan diagram serta tabel riset.

Proses penyusunan outline tidak seratus persen diwajibkan, penulis Stephen King bahkan tidak pernah menyusun outline, tapi penulis Harry Potter, JK Rowling menyusun outline.

Ketika menyusun outline, ada lima hal penting yang harus dikembangkan.

  1. Catat Premis dan kembangkan Logline
  2. Tentukan Setting dan Latar
  3. Kupas tokoh yang berperan di dalam cerita.
  4. Susun Plot Point
  5. Susun Adegan yang akan terjadi di dialog di dalamnya.

Ingat! Ketika telah memiliki outline. Penulis tidak harus terpaku pada outline yang sudah dibuat. Bisa saja mengubahnya ketika mendapatkan ide baru atau merasa tidak cocok saat menulis adegan yang telah direncanakan.

Intinya, gunakan outline hanya sebagai panduan saja.

Kesimpulan:

Kerangka cerita terdiri dari premise, logline, plot line, dan outline, adalah alat yang penting dalam proses menulis cerita. Setiap elemen dalam kerangka cerita memberikan manfaat yang berbeda untuk penulis dalam mengembangkan cerita yang baik. 

Dengan menggunakan kerangka cerita yang tepat, penulis dapat membuat cerita yang lebih terstruktur dan terorganisir, serta membuat proses menulis menjadi lebih mudah dan efisien.

Kesimpulannya, meskipun kerangka cerita tidak selalu diperlukan dalam proses menulis cerita, tetapi memiliki kerangka cerita yang baik dapat membantu penulis dalam mengembangkan cerita yang lebih terstruktur dan terorganisir. 

Dalam pengembangan cerita, penulis dapat menggunakan kerangka cerita yang terdiri dari premise, logline, plot line, dan outline sebagai panduan untuk mengembangkan cerita yang menarik dan bermakna. Semoga artikel ini membantu dan memberikan manfaat untuk pengembangan cerita yang sedang kamu tulis.

Posting Komentar

© Kepenulisan.com. Hak cipta. Developed by Jago Desain